Kultum 306: Sungguh Tidak Pantas Jika Kita Tidak Bersholawat

Tidak Pantas Jika Kita Tidak Bersholawat
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.idBersholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ada beberapa alasan bahwa sungguh tidak pantas jika kita tidak mau bersholawat kepada nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah satu alasan itu adalah, bersholawat itu merupakan wasilah ampunan dari Allah Subhanahu wata’ala dan terkabulnya hajat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjelaskan dalam sebuah hadits bahwa setiap orang yang bersholawat atasnya akan diampuni sepuluh dosanya dan diangkat derajatnya sebanyak 10 derajat (HR. Nasa’i).

Di samping itu, sholawat yang kita panjatkan kepada beliau sebenarnya tidak untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam semata. Lebih dari itu, sholawat itu akan kembali kepada orang yang bersholawat. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan kekasih Allah Subhanahu wata’ala yang makshum, sehingga sejatinya sholawat tersebut hanyalah sebagai bentuk rahmat kepada umatnya. Pantas saja sebagaimana disebutkan dalam Riyadh al-Sholihin, bahwa setiap kita bersholawat satu kali kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Allah akan bersholawat atasnya sepuluh kali.

Semua umat Islam maklum, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sosok yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan cahaya Islam. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita menghaturkan sholawat atas beliau. Atas dasar itu, Ibnu Qayyim dalam bukunya Majmu’ al-Fatwa menjelaskan bahwa, Allah memerintahkan umat Islam bersholawat untuk kekasihNya setelah Allah berfirman bahwa “Allah dan para Malaikat telah bersholawat untuk Nabi (Muhammad)”.

Ada satu lagi yaitu alasan nurani (mungkin yang paling besar), yaitu bahwa “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sering menangis untuk kita semua sebagai umatnya”. Abdullah bin Amr bin Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca firman Allah Subhanahu wata’ala tentang Ibrahim, yaitu,

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ ۖ فَمَنْ

تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي ۖ وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ

غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya:

Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Ibrahim, ayat 36).

Di dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menerima wahyu tentang Nabi Isa, di mana Nabi Isa menyerahkan urusan balasan Allah kepada umatnya yang durhaka.

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ

لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Artinya:

Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (QS. Al Maidah, ayat 118).

Nabi Isa lalu mengembalikan nasib umatnya yang menyimpang dari ajarannya di akhirat kepada keputusan Allah dengan mengatakan, “Wahai Tuhan Yang Maha Bijaksana, jika Engkau menyiksa mereka, karena mereka menjadikan aku dan ibuku dua tuhan selain Allah, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, tidak ada seorang atau suatu apa pun yang menghalangi kehendak-Mu; dan jika Engkau mengampuni mereka, dengan kebesaran dan keagungan-Mu, meskipun mereka menyeleweng; sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Maha bijaksana dalam segala yang hal yang Engkau putuskan”.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *