Kultum 341: Beberapa Riwayat Doa Iftitah

Beberapa Riwayat Doa Iftitah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Yang jelas, dari beberapa keterangan di atas bisa disimpulkan tiga hal yang perlu diketahui berkaitan dengan doa iftitah. Pertama, ada bacaan doa iftitah yang sebelumnya tidak atau belum pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, tapi dilakukan atau diucapkan oleh sahabat atau peserta shalat berjamaah bersama Rasulullah. Tapi lafal ucapan itu terdengar oleh Rasulullah dan dikagumi serta dijelaskan kelebihannya untuk diucapkan sebagai doa iftitah.

Kedua, adakalanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca doa iftitah (secara sirri atau lirih) dana diketahui oleh sahabat atau peserta shalat berjamaah. Lantas salah satu sahabat atau peserta bertanya kepada Rasulullah. Maka saat itulah Rasulullah menelaskan kepada para sahabta peserta shalat berjamaah tantang bacaan iftitah yang dilafalkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ketiga, ternyata Ibnu Umar lebih menyukai bacaan yang dilafalkan sahabat dan dikatakan oleh Rasulullah sebagai bacaan yang dikagumi (Rasulullah) dan menjadi pembuka pintu pintu langit. Dalam hal-hal di atas, tidak ada keterangan bahwa Rasulullah memerintahkan memilih yang ini atau yang itu. Sebaliknya, di satu sisi dia mengagumi dan menjelaskan kehebatannya. Di sisi lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasllam melafalkan doa iftitah yang kemudian, karena tidak dilafalkan secara jahr (tidak dikeraskan) maka para sahabat atau peserta shalat berjamaah bertanya kepadanya, lalu Rasulullah memberitahukan apa yang dibacanya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah memerintahkan untuk memilih doa iftitah tertentu. Dengan demikian, kita bisa atau boleh memilih doa iftitah yang mana saja yang kita sukai. Untuk hal “yang kita sukai” ini, biasanya kita akan memilih sesuai dengan kebutuhan kita. Maksudnya, kalau kita menhendakai untuk terbukanya pintu pintu langit demi mengharap rahmat Allah Subhanahu wata’ala, maka kita akan memilih doa iftitah yang bernada demikian. Namun, jika kita rasa lebih menghendaki ampunan dosa, maka kita akan memilih yang bernada demikian. Allahu ya’lam.

Semoga sedikit yang kita baca ini membuat kita bersyukur atas hidayah Allah Subhanahu wata’ala, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *