Kultum 345: Alam Barzah bagi Orang Beriman

Alam Barzah bagi Orang Beriman
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Di jaman yang dikatakan sebagai ultra moderen ini justru makin banyak manusia yang tidak percaya akan kehidupan akherat. Mereka beranggapan bahwa setelah kematian maka tidak akan ada lagi kehidupan. Sebagian lagi bahkan beranggapan bahwa kehidupan di dalam kubur itu sama dengan kehidupan ketika di alam dunia ini. Padahal, tidak ada yang tahu berapa banyak indra manusia yang dikembalikan pada mereka?

Kita dan mereka juga tidak tahu berapa lama kita dan mereka akan tinggal di alam kubur atau barzah? Apalagi jika orang yang mati itu dipertanyakan secara fisik, bagaimana hal itu berlaku dalam kasus orang yang dikremasi seperti orang Hindu, Jepang dan lain-lain. Lantas di mana interogasi terhadap mereka berlangsung?

Perlu dicatat bahwa yang wajib atas setiap pria dan wanita yang beriman adalah untuk percaya apa yang Allah Subhanahu wata’ala katakan kepada mereka dalam Kitab-Nya atau dari bibir Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang semua hal yang harus dilakukan. Semua itu berhubungan dengan akhirat, hisab, surga dan neraka, atau yang ada hubungannya dengan kematian, kubur dan siksaan atau berkah di alam kubur, dan semua hal gaib yang disebutkan dalam Al-Qur’an alkarim, atau dalam riwayat shahih dari sunnah.

Kita harus percaya dan menerima itu, karena kita tahu bahwa Allah Subhanahu wata’ala telah menyampaikan kebenaran semua yang Dia firmankan kepada kita. Allah berfirman,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ

سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا

الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّا ۗ

وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا

Artinya:

Dan orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah? (QS. An-Nisa’, ayat 122).

Demikian pula dengan firman Allah Subahanhu wata’ala,

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ

الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِ ۗ وَمَنْ اَصْدَقُ

مِنَ اللّٰهِ حَدِيْثًا ࣖ

Artinya:

Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiyamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah? (QS. An-Nisa’, ayat 87).

Kita tahu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling jujur, dan bahwa dia tidak pernah berbicara berdasarkan kemauan ataupun keinginannya sendiri; itu adalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. Apapun yang telah dibuktikan dalam hadits shahih, wajib untuk diyakini meskipun kita tidak sepenuhnya memahaminya. Maka yang harus kita lakukan adalah meyakini apa yang diriwayatkan tentang urusan akhirat, surga dan neraka, berkah penghuni surga dan siksaan penghuni neraka, serta fakta bahwa di dalam kubur ada orang yang akan disiksa atau diberkati, dan bahwa jiwanya akan kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *