Ketua BEM Universitas Udayana Menilai Presiden Jokowi Telah Melakukan Pelanggaran

nonton bareng debat dan diskusi Pilpres pada Minggu (04/02/2023) di Lapangan Lumintang Denpasar

Hajinews.co.idSejumlah mahasiswa dan pemuda Bali berkumpul bersama masyarakat sipil dan mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan Negara Republik Indonesia (RI).

Dalam nonton bareng debat dan diskusi Pilpres pada Minggu (04/02/2023) di Lapangan Lumintang Denpasar, gabungan mahasiswa, pemuda, dan sebagian masyarakat sipil Bali menuntut pemerintahan Jokowi melanggar prinsip demokrasi dan menyimpulkan reformasi kembali ke titik 0.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Wakabid Agitasi dan Propaganda DPD GMNI Bali, Made Gerry Gunawan menyampaikan, bahwa menuju pemilu 2024 ini, pelanggaran-pelanggaran kian ditunjukan oleh penguasa dengan terang benderang.

“Saya kira pemerintah sudah semakin berani melakukan penyimpangan kaidah-kaidah bernegara. Mulai dari otak-atik Putusan MK, hingga cawe-cawe pejabat negara dan presiden dalam helatan Pemilu 2024 ini, ini memalukan, jika Etika dan Moral sudah dikangkangi, mau dibawa kemana bangsa ini?” ungkap Gerry.

Selain itu, dam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua BEM Universitas Udayana I Wayan Thresna terdapat 5 poin seruan dan kecaman terhadap pemerintahan jokowi mulai dari kritikan terhadap Putusan MK yang meloloskan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres yang sarat akan praktik KKN, netralitas Presiden dan Pejabat Negara, kebebasan berpendapat dan pelanggaran HAM yang dinilai tidak tuntas, politik identitas, dan kembali ke ajaran Pancasila untuk menghindari merosotnya demokrasi.

Dalam acara tersebut juga diadakan diskusi dan nonton bareng Debat Capres-Cawapres Bersama seperti Ketua Bem Udayana, I Wayan Thresna dan Wakabib Politik, Agitasi Propaganda DPD GMNI Bali Made Gerry Gunawan.

Mereka bersepakat bahwa demokrasi hari ini sedang tidak baik-baik sehingga untuk menyelematkannya, maka Pemilu 2024 ini adalah momentum untuk menghukum rezim yang ugal-ugalan.

Acara tersebut juga menampilkan teaterikal dari mahasiwa Fakultas Ilmu Budaya Udayana, Stand Up Comedy dari budayawan Pekak Onyot yang membawakan dengan nada sentilan kritik sosial. Serta hiburan musik DJ sebagai dukungan terhadap ekonomi kreatif anak muda di Bali.

Sumber: suara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *