Alumni Perguruan Muhammadiyah Hapus Prabowo-Gibran

Alumni Perguruan Muhammadiyah Hapus Prabowo-Gibran
Prabowo-Gibran
banner 400x400

Oleh Shamsi Ali Al-Kajangi

Hajinews.co.id – Akhir-akhir ini kita saksikan maraknya suara-suara kekhawatiran bahkan kemarahan, sekaligus resistensi dari berbagai kalangan terhadap berbagai ketidak becusan sikap pemerintah terhadap pemilu dan pilpres kali ini. Selain datang dari guru-guru besar dari berbagai Universitas, para aktifis LSM, Alumni Timur Tengah dan juga Alumni Perguruan Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kesemua mereka ini khawatir bahkan marah dengan perkembangan dan sepak terjang pemerintah, khususnya presiden, dalam menyikapi pilpres. Mereka marah dan muak dengan cara-cara yang diambil Presiden dengan terbuka ikut menentukan capres dan cawapres. Dimulai dengan secara terbuka mengakui ikut cawe-cawe menentukan capres dan cawapres, terbuka tidak netral dengan mendukung paslon 2, bahkan ada indikasi jika fasilitas negara (bansos misalnya) ikut diarahkan untuk mendukung paslon no. 2.

Tentu yang paling runyam, berbahaya dan memalukan adalah proses pencawapresan paslon no. 2 yang penuh manipulasi, termasuk manipulasi aturan melalui cara-cara nepotis yang memalukan. Siapapun, bahkan anak kecil di pinggir jalan pastinya tersadarkan bahwa ada kesalahan mendasar yang sedang terjadi dengan pencawapresan anak Presiden itu.

Di sinilah kemudian suara-suara kemarahan dan resistensi itu disuarakan dengan lantang oleh pada akademisi di berbagai universitas, aktifis yang tergantung dalam banyak LSM, hingga berbagai asosiasi alumni seperti alumni Timur Tengah dan Perguruan Muhammadiyah. Saya bahkan yakin jika kemarahan dan resistensi itu terjadi secara luas di kalangan masyarakat. Hanya saja mereka tidak menemukan media untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Bahkan kekecewaan itu juga terjadi di internal pemerintahan Jokowi, saperti yang kita lihat pada pernyataan-pernyataan beberapa Menteri.

Karenanya untuk memudahkan bagi masyarakat membaca “mindset” dari kemarahan, kekecewaan dan resistensi banyak kalangan tersebut, saya menyampaikan beberapa alasan pentingnya. Perlu tentunya diingat bahwa kekecewaan dan kemarahan kepada pemerintahan Jokowi ini, merupakan aktualisasi dari kekecewaan, kemarahan dan resistensi kepada paslon no. 2 Prabowo-Gibran.

Berikut alasan-alasan itu:

Satu, Proses pencalonan Prabowo yang penuh dengan rekayasa dan intervensi kekuasaan. Pencalonan seperti ini dengan sendirinya menggambarkan jika dalam pencalonan ini Prabowo berwujud boneka kekuasaan. Prabowo kehilangan self trust (percaya diri) dan independensi. Dia lemah dan tidak percaya diri tanpa dukungan penguasa (incumbent).

Dua, Presiden secara terbuka cawe-cawe atau memihak dalam pilpres ini. Presiden dengan cawe-cawe ini bahkan telah melakukan pelanggaran Konstitusi dan etika berat. Presiden yang masih aktif adalah milik semua rakyat. Termasuk milik semua capres yang berkompetisi. Sehingga Presiden harus menempatkan diri sebagai pemimpin bagi semua.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *