Kultum 370: 8 Milyar Manusia Overpopulasi dan Eksploitasi (2)

Manusia Overpopulasi dan Eksploitasi
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Salah satu kata, lebih tepatnya istilah, yang dikambinghitamkan manusia moderen sampai saat ini dalam menghadapi masa depan mereka adalah overpopulasi. Overpopulasi adalah suatu keadaan di mana sutau kota atau negara memiliki terlalu banyak orang (penduduk) untuk jumlah makanan, bahan, dan ruang yang tersedia. Amereka juga mengatakan bahwa penyebabnya adalah terlalu cepatnya pertambahan penduduk.

Selain itu mereka juga mengatakan berbagai penyebab, misalnya ketidak-imbangan. Setiap hari, populasi manusia mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa, didorong oleh berbagai ketidakadilan, termasuk informasi yang salah, kurangnya pendidikan, dan rendahnya status perempuan dan anak perempuan,yang juga sering mereka sebut sebagai eksploitasi terhadap perempuan.

Dalam hal rendahnya stataus perempuan, manusia moderen sering menyalahkan apa yang mereka sebut ketidaksetaraan gender. Menurut mereka, penolakan hak asasi manusia mendorong pertumbuhan penduduk. Semua orang, terutama perempuan dan anak perempuan, membutuhkan pendidikan, kemampuan untuk memperoleh penghasilan, dan kemampuan untuk memilih kapan atau apakah mereka memiliki anak untuk memiliki hak pilihan atas arah hidup mereka.

Mereka mengungkap bahwa lima puluh persen (50%) kehamilan di seluruh dunia tidak direncanakan dan 25% tidak diinginkan. Hal ini didorong oleh informasi yang salah, kurangnya otonomi, dan kemiskinan. Sekali lagi, tenggelam dalam ketidakadilan, ini tidak sehat dan tidak berkelanjutan. Tapi menurut mereka, itu bisa dipecahkan.

Mereka juga menyalhkan adanya sistem patriarki. Yakni, dorongan untuk mengontrol kehidupan dan tubuh perempuan, pronatalisme untuk lebih banyak anak laki-laki, pemerkosaan dan kekerasan berbasis gender, dan pernikahan anak hanyalah beberapa dari momok yang harus dihilangkan jika pertumbuhan penduduk ingin dihentikan.

Bagi manusia moderen, populasi tidak akan berubah dengan cepat, bahkan jika semua hak asasi manusia dapat segera diakui. Ini tidak berarti bahwa pekerjaan kita hari ini kurang penting. Kita dapat segera memperbaiki kehidupan, dan mengubah lintasan populasi jangka panjang untuk berkontribusi pada keberlanjutan global.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *