Kultum 370: 8 Milyar Manusia Overpopulasi dan Eksploitasi (2)

Manusia Overpopulasi dan Eksploitasi
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Masih berhubungan dengan overpopulasi, mereka mengatakan bahwa populasi global adalah komponen tunggal dari dua masalah yang lebih besar dan jauh lebih kompleks. Dampak negatif ketidaksetaraan yang mereka khawatirkan adalah eksploitasi berlebihan pada bumi. Mereka menyebut hal itu sebagai “overshoot ekologi”, di mana bumi tidak dapat meregenerasi sumber daya alam yang digunakan setiap tahun.

Seiring dengan statistik bahwa pada 15 November 2022  populasi manusia mencapai 8 miliar orang, ini adalah momen untuk berhenti, merenung, dan mengambil tindakan. Jadi kita memiliki lebih dari 8 miliar peluang untuk mengatasi ancaman paling mendesak dan mendasar terhadap keberlanjutan global di tempat yang paling penting di hati dan pikiran manusia. Jadi, saat ini kita menginspirasi seluruh komunitas untuk mengenali kekuatan sosial dan lingkungan dalam memprioritaskan kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan bagi semua.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dalam statistik memang populasi bumi bertambah 7.636 orang setiap jamnya. Sejalan dengan itu, dunia telah mengalami penurunan rata-rata 68% pada populasi mamalia, burung, ikan, reptil, dan amfibi sejak tahun 1970. Selain itu, kemajuan sains dan teknologi berkembang pesat namun dibangun menggunakan paradigma cartesian.

Sebenarnya, yang mungkin lebih mengkhawatirkan adalah perilaku koruptif manusia itu sendiri. perilaku ini bisa, dan memang sudah terjadi, berakibat pada eksploitasi sumber daya alam dan menganggap alam tidak ada hubungannya dengan sains dan teknologi, serta menolak campur tangan Tuhan sebagai pencipta alam.

Namun manusia moderen cenderung berpandangan bahwa positivisme dan berbagai macamnya seakan menjadi instrumen yang paling tepat untuk mencapai kehidupan yang layak dan rasional. Sebagian besar manusia moderen berpikir bahwa statistik itulah yang harus diperhatikan. Kadang-kadang pertambahan penduduk itu dipermasalahkan karena menjadi biang keladi dari overpopulasi itu. Pandangan demikian, tentu saja kurang tepat jika dipandang dari sudut agama Islam. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ

نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ

كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا

Artinya:

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar (QS. Al-Isra’, ayat 31).

Dalam ayat tersebut, secara eksplisit maupun implisit, Allah Subhanahu wata’al sudah memeringatkan bahwa manusia tidak perlu kahwatir, karena Allah-lah yang menyiapkan rizki untuknya. Jadi, manusia tidak lagi perlu kahwatir bahwa overpopulasi disebabkan karena eksploitasi terhadap perempuan maupun faktor lain.

Dan Allah Maha Mengetahui Semua.

Semoga sedikit yang kita baca ini membuat kita bersyukur atas hidayah Allah Subhanahu wata’ala, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *