Umrah Backpacker Bebas Atur Jadwal dan Rute Perjalanan

Umrah Backpacker
Foto: Bhima Yudhistira umrah bersama istri
banner 400x400

Hajinews.co.id – AKHIR tahun lalu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara melaksanakan ibadah umrah bersama istri. Keduanya memilih berumrah secara mandiri agar lebih bebas mengatur waktu. “Secara biaya juga jadi pertimbangan karena kalau hanya berdua lebih terjangkau pakai umrah mandiri,” ucap Bhima, kemarin (2/3).

Dia memesan tiket penerbangan jauh-jauh hari dan mendapat harga miring. Setidaknya tiga bulan sebelum rencana keberangkatan, tiket sudah dipesan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Bhima mengaku rajin membandingkan harga tiket yang ditawarkan aplikasi-aplikasi perjalanan. Dia sengaja mencari yang promo. Tetapi, tetap mempertimbangkan faktor transit dan direct. “Contohnya, penerbangan Jakarta ke Jeddah lebih hemat daripada harus transit dulu di Istanbul, Turki. Kecuali memang ingin jalan-jalan lebih lama,” terangnya.

Dalam perjalanan umrah mandirinya, Bhima memilih maskapai yang menyediakan layanan visa umrah sekaligus. Mereka tinggal mengisi formulir digital dan memastikan masa berlaku visa masih minimal 6–9 bulan.

Soal penginapan, Bhima dan istri tak terlalu mempermasalahkan jaraknya dengan Masjidilharam, asalkan tersedia shuttle atau bus 24 jam. “Bagi saya, lebih baik memilih penginapan murah asal shuttle tersedia dan nyaman,” ujarnya.

Bhima dan istri tak punya pembimbing khusus untuk menjalankan ibadah umrah. Keduanya belajar otodidak lewat video manasik yang beredar di YouTube. Mereka juga banyak bertanya kepada teman atau kerabat yang pernah berangkat umrah.

Selama menunaikan ibadah, Bhima mengaku lebih banyak mengalah. Karena beribadah secara mandiri, mereka tak mau bersaing dengan jemaah lain untuk berebut antrean. Apalagi, banyak jemaah dari negara lain yang budayanya sangat kontras dengan Indonesia. Belum lagi, postur badan mereka lebih tinggi dan besar. “Ketika terjadi antrean, lebih baik mengalah. Sehingga kita jadi aman dalam beribadah,” katanya.

Bhima mengatakan, dalam ibadah sebaiknya fokus memenuhi rukun umrah lebih dulu. Setelah itu, baru pergi ke Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi dan berziarah ke makam Rasulullah. “Banyak yang langsung mendarat di Madinah. Mungkin karena terlalu bersemangat, ada sebagian yang menghabiskan banyak waktunya di Masjid Nabawi. Tapi, begitu mau menjalankan ibadah umrah udah capek,” ungkap Bhima.

Setelah semua urusan ibadah selesai, dia dan istri lanjut jalan-jalan ke Turki. Menurut dia, penghitungan ongkos perjalanan umrah sangat bergantung pada preferensi jemaah. Bisa jadi tiket pesawatnya murah, tapi tarif hotel yang dipilih mahal. Total biayanya pun bisa jadi malah lebih mahal. Karena itu, pertimbangan utama tidak selalu biaya, melainkan fleksibilitas waktu. “Umrah mandiri lebih cocok bagi anak muda yang ingin punya keleluasaan untuk menentukan waktu dan rute perjalanan,” tandasnya.

Sumber: jawapos

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *