KPU Makin Belagu, Paslon itu Tambah Wagu, MK Jangan Ragu

KPU Makin Belagu
Roy Suryo
banner 400x400

Oleh karena itu statemen 303 Akademisi Yang terdiri dari Para Guru Besar, Profesor, Doktor dan berbagai Civitas Akademika terakhir Yang mendesak MK dalam bentuk “Amicus Curae” atau Naskah “Sahabat Pengadilan”, dimana Amicus curiae diartikan sebagai pihak yang merasa berkepentingan terhadap sebuah perkara sehingga memberikan pendapat hukumnya kepada pengadilan (dalam hal ini MK). Jadi ini merupakan bentuk kepedulian Akademisi Yang masih berpikir waras utk mewaraskan MK tersebut, salahsatunya adalah berani mendiskualifikasi Calon Yang jelas2 melanggar Etika dalam prosesnya.

Dengan demikian seharusnya MK jangan ragu lagi utk berani mengubah posisinya selama ini Yang hanya selalu dianggap oleh masyarakat sebagai ” Mahkamah Kalkulator” -atau bahkan lebih parahnya lagi dengan sebutan terakhir sebagai “Mahkamah Keluarga”, gara2 Putusan No. 90 Yang dikomandani Paman Usman kemarin- Karena seharusnya MK bisa keluar dari sekedar berdasar kuantitatif semata namun juga melihat kualitatifnya. Artinya Keputusan MK bukan sekedar menghitung prosentase ” 50 plus 1″ sebagaimana kebiasaan selama ini, karena misalnya saja statemen Ketua KPU Yang mengatakan bahwa 154.541 TPS salah angka dan dikoreksi (dari 820.223 TPS) itu sudah merupakan hal Yang sangat fatal secara kualitas, meski kuantitasnya hanya 18.9 persen.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kesimpulannya, kondisi sudah semakin jelas dan nyata didepan mata: KPU Yang belagu dan Paslon Yang itu makin Wagu, apakah MK masih mau ragu? Seharusnya tidak, dengan Dukungan Publik dan InsyaaAllah Ridho dari Gusti Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa di bulan suci Ramadan ini, sudah seharusnyalah MK bisa berani membuat sejarah Yang berarti bagi Republik ini. Sekalilagi Indonesia berniat memasuki Indonesia Emas 2045, menuju 100th usia Kemerdekaannya. Akan sangat sayang sekali bila menyongsong hal tersebut justru Indonesia semakin mundur dalam berbagai bidang sebagaimana Yang terjadi sekarang ini. At last but not least, Ayo MK, Kapan lagi kalau tidak sekarang …?

Penulis adalah Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *