Keutamaan Meninggal Dunia di Tanah Suci dan Kebangkitan Bertalbiyah di Hari Kiamat

Keutamaan Meninggal Dunia di Tanah Suci
Keutamaan Meninggal Dunia di Tanah Suci
banner 400x400

Hajinews.co.idBerita tentang jamaah haji yang meninggal di Tanah Suci sering kita dengar. Tentu saja kabar ini menjadi duka mendalam bagi keluarganya.

Namun yang jelas ada keutamaan besar di baliknya. Pasalnya, siapa pun yang wafat atau akan meninggal di tanah suci ini akan mendapat keistimewaan dan pahala yang besar di hari kiamat.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Keutamaan yang diraihnya banyak sekali dan digolongkan sebagai sesuatu yang dicita-citakan semua orang di akhirat.

Allah Ta’ala menjanjikan hal ini sebagai pahala yang setimpal karena meninggal sebagai tamu di tanah suci Allah Ta’ala.

Ini Keutamaannya

Menukil Republika, ada beberapa keutamaan bagi jamaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci. Di hari kiamat pun mereka akan mendapatkan banyak sekali fasilitas indah di surga.

Adapun keutamaan-keutamaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Pertama, termasuk syahid. Nabi SAW bersabda, “barang siapa yang meninggal dunia dalam perjalanan haji, ia seperti orang yang mati di jalan Allah.” (HR Muslim).

Kedua, diperkenankan memberikan syafaat untuk kerabat. Dengan mendapatkan keistimewaan yang dijanjikan, seperti diampuni dosanya, melihat tempatnya di surga, dilindungi dari azab kubur, merasakan manisnya iman, dinikahkan dengan bidadari surga, dan diperkenankan memberikan syafaat bagi 70 orang kerabatnya (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Dibangkitkan dalam Keadaan Bertalbiyah

Ketiga, dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah. Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda, Ketika seseorang tengah melakukan wukuf di Arafah, tiba-tiba terjatuh dari hewan tunggangannya lalu hewan tunggangannya menginjak lehernya sehingga meninggal.

Maka, Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda: ‘Mandikanlah dengan air yang dicampur daun bidara lalu kafanilah dengan dua potong kain’-dan dalam riwayat yang lain: ‘dua potong kainnya’–dan jangan diberi wewangian. Jangan ditutupi kepala dan wajahnya. Sesungguhnya, ia akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan bertalbiyah, (HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, pahala hajinya ditulis hingga hari kiamat. Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda, Barang siapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barang siapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, ditulis untuknya pahala umrah hingga hari kiamat. Dan barang siapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat, (HR Abu Ya’la).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar