MEMBONGKAR Kotak Pandora bernama SIREKAP

MEMBONGKAR Kotak Pandora SIREKAP
MEMBONGKAR Kotak Pandora SIREKAP
banner 400x400

Oleh : Dr. KRMT Roy Suryo – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen

Hajinews.co.id – Pada Minggu 07/04/24 pukul 13.30 WIB, APDI / Aliansi Penegak Demokrasi Indonesia, yang terdiri atas IA-ITB / Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung, TPDI / Tim Pengawal Demokrasi Indonesia, Perekat Nusantara dan KIPP / Komite Independen Pemantau Pemilu akan menggelar Diskusi Politik Ilmiah Populer berjudul “Membuka Kotak Pandora, SIREKAP Saksi Bisu Kejahatan Pilpres 2024”. Diskusi yang menampilkan banysk Narasumber, diantaranya Dr. Ir Leony Lidya, Ir Hairul Anas Suaidi, Dr Yudi Prayudi, M.Kom, Hasto Kristiyanto, Erick Samuel Paat, Petrus Selestinus, Kaka Suminta dan tentu saja Penulis sendiri.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Mengapa SIREKAP layak disebut “Kotak Pandora” ? Sesuai definisi dari Wikipedia, Kotak Pandora adalah guci indah yang diberikan oleh para dewa kepada wanita manusia pertama Pandora pada pesta pernikahannya dengan Epimetheus. Akan tetapi ada syarat bahwa Pandora dilarang untuk membuka kotak tersebut. Namun Pandora amat penasaran dengan isi guci itu dan ia pun melanggar syarat tersebut dan berani membukanya. Apa yang kemudian terjadi?

Ternyata kotak itu berisi segala macam Teror & hal buruk bagi manusia, antara lain masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, kedengkian, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya. Dengan terbukanya guci itu, segala kejahatan pun berhasil bebas dan menjangkiti umat manusia. Semua keburukan itu merupakan hukuman dari Zeus atas tindakan pencurian api Olimpus oleh Prometheus.

Jadi kisah Kotak Pandora yang sangat mengerikan tersebut identik kalaupun tidak mau dikatakan “bisa sangat mirip” dengan SIREKAP / Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu 2024 yang de facto telah menebar teror dan hal buruk bagi masyarakat Indonesia, karena SIREKAP  ini -menurut Analisis banyak Pakar IT- telah menjadi Saksi Bisu Kejahatan Pilpres 2024 bahkan membuat Citra Kampus ternama tempat dimana Proklamator Indonesia, Bung Karno, sempat menempuh studinya di Kampus Ganesha Bandung tersebut menjadi tercoreng dan dituding menjadi salahsatu “pintu masuk” tindakan jahat dibaliknya karena melakukan pembiaran terhadap Pihak2 (baca: Oknum) untuk melakukan tindakannya.

Mulai dari Pelepasan “Stagging version” alias Versi Beta v2.25 di bulan Januari hingga bahkan saat setelah Pemilu dilaksanakan 14/02/24 v2.52 tanggal 24/02/24 alias 10 hari pasca pelaksanaannya, SIREKAP ini menunjukkan berbagai perubahan dalam versi release-nya ke masyarakat. Didalam perubahan2 itulah terjadi penambahan JSON-script dan pengurangan fungsi vital, misalnya “Auto cutting” untuk TPS yang seharusnya hanya maksimal berjumlah 300-an. Dari sisi ini saja tampak bahwa kecil kemungkinan semua versi ini telah mendapatkan “Audit” dari pihak2 yang (katanya) selama ini disebut oleh KPU yakni BRIN & BSSN, karena Auditor biasanya hanya dilakukan pada versi terakhir yang sudah benar2 mapan sebelum dilaksanakan Pemilu, bukan sampai sesudah pelaksanaan masih berganti versinya lagi.

Ditengah2 kekarut-marutan versi SIREKAP yang beredar itulah menjadi dimungkinkan (di) salah (kan)-nya Sistem OCR dan OMR yang seharusnya sudah stabil dan dipercaya dewasa ini, terbukti sudah puluhan tahun juga Kampus2 Perguruan Tinggi dan Perusahaan2 atau Institusi memanfaatkan kecanggihan Pemindaian software tersebut untuk membaca Foto hasil Pemotretan C-Hasil menjadi Data yang kemudian dimasukkan dalam Database resmi SIREKAP.  Namun fakta sudah mencatat, sesuai dengan Pengakuan Ketua KPU sendiri di Akhir Februari lalu, bahwa 154.541 Data TPS (alias lebih dari 18%) salah dari keseluruhan 820.226 TPS di seluruh Indonesia, Ambyar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *