Hikmah Malam: 9 Kebiasaan Rasulullah SAW di Hari Raya Idul Fitri

Kebiasaan Rasulullah SAW di Hari Raya Idul Fitri
Hari Raya Idul Fitri
  1. Membayar Zakat Fitrah

Tak hanya mandi, memakai wewangian dan pakaian terbaik. Rasulullah SAW juga tak lupa untuk membayar zakat. Kebiasaan tersebut dijelaskan dalam kitab Bulugh Al-Maram.

وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: { فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-زَكَاةَ اَلْفِطْرِ; طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اَللَّغْوِ, وَالرَّفَثِ, وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ, فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ اَلصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ, وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ اَلصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ اَلصَّدَقَاتِ.‏ } رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِم ُ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Artinya: Ibn ‘Abbas (RAA) menceritakan, “Rasulullah SAW ikut membayar zakat fitrah atas puasa Ramadhan untuk membersihkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak menyenangkan serta menyediakan makanan bagi yang memerlukan. Disebut Zakat bagi yang membayar sebelum sholat Idul Fitri dan Sadaqah bagi yang membayar setelah sholat Idul Fitri.” Diceritakan Abu Dawud dan Ibn Majah dan Al-Hakim dan berderajat shahih.

  1. Salat Idul Fitri

Salat Idul Fitri dilaksanakan pada pagi hari setelah matahari terbit atau ketika matahari setinggi dua tombak. Hukum dalam melaksanakan salat Idul Fitri adalah sunnah muakkad. Dikerjakan dua rakaat, untuk rakaat pertama melakukan takbir sebanyak tujuh rakaat dan rakaat kedua dengan takbir lima rakaat.

  1. Menempuh Rute Pulang dan Pergi yang Berbeda

Ketika habis melaksanakan salat Idul Fitri, muslim disunnahkan untuk melewati jalan yang berbeda dengan ketika berangkat. Kebiasaan saat salat Idul Fitri dan Idul Adha ini dijelaskan dalam hadist yang diceritakan Jabir.

ن جابر رضي الله عنه ‏:‏ كان النبي صلى الله عليه وسلم الله عليه وسلم إذا كان يوم عيد خالف الطريق

Artinya: Seperti diceritakan Jabir (Semoga Allah SWT berkenan atasnya), “Saat sholat Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAW akan berangkat dengan rute yang berbeda dengan saat pulang.” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Bersilaturahmi

Rasulullah SAW menerima tamu dan mengunjungi para sahabatnya saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Nabi Muhammad SAW tak lupa mengunjungi sahabat yang sedang sakit. Seperti diceritakan dalam hadist, siapa saja yang silaturahim dan mengunjungi orang sakit akan dijanjikan surga.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً ‏”

Artinya: Abu Hurairah menceritakan Rasulullah SAW berkata, “Siapa saja yang mengunjungi orang sakit atau saudaranya, semoga Allah SWT memberikan berkah dan pekerjaan yang baik dan semoga kau tinggal selamanya dalam surga.” (HR Tirmidzi).

  1. Bersenang-senang yang Tidak Berlebihan

Hari Raya Idul Fitri yang menandai kembalinya manusia pada fitrah memang patut disambut dengan hati yang senang. Nabi Muhammad SAW juga ikut merayakannya namun dengan tidak berlebihan.

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ أَبُو بَكْرٍ وَعِنْدِي جَارِيَتَانِ مِنْ جَوَارِي الأَنْصَارِ تُغَنِّيَانِ بِمَا تَقَاوَلَتْ بِهِ الأَنْصَارُ فِي يَوْمِ بُعَاثٍ ‏.‏ قَالَتْ وَلَيْسَتَا بِمُغَنِّيَتَيْنِ ‏.‏ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ أَبِمَزْمُورِ الشَّيْطَانِ فِي بَيْتِ النَّبِيِّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ وَذَلِكَ فِي يَوْمِ عِيدِ الْفِطْرِ فَقَالَ النَّبِيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ “‏ يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا ‏”

Artinya: Seperti diceritakan Aisyah: Abu Bakar masuk setelah aku dan ada dua gadis Ansar bersamaku sedang bernyanyi tentang Hari Bu’ath. Aisyah berkata, “Mereka bukan penyanyi.” Abu Bakar kemudian berkata, “Ada alat setan di rumah Rasulullah SAW?” Saat itu adalah Idul Fitri dan Rasulullah SAW berkata, “Ya Abu Bakar, tiap orang punya festival dan ini adalah perayaan kita.” (HR Ibnu Majah).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *