Hikmah Pagi : Menjaga “Ketaatan” Setelah Ramadan

Menjaga “Ketaatan” Setelah Ramadan
Menjaga “Ketaatan” Setelah Ramadan
banner 400x400

Hajinews.co.id – Bulan Ramadan telah berakhir. Lantas, apa yang harus dilakukan agar “ketaatan” tetap dilakukan selama bulan suci itu berlalu? Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung KH Abdullah Gymnastiar atau biasa disapa Aa Gym menjelaskan dalam salah satu khutbahnya bahwa ada dua versi makna Ramadan.

Ada yang berpendapat bahwa Ramadan adalah penjara, awal Syawal adalah kemerdekaan, dan mereka merasa telah berpantang puasa, karena di bulan Ramadan banyak pelarangan-pelarangan untuk melakukan hal-hal tertentu yang dapat membatalkan puasa atau ibadah Ramadan.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Tetapi ada juga orang yang menganggap bulan Ramadan adalah training centre (pusat latihan), maka dengan datangnya bulan Syawal adalah saatnya untuk mengetahui dan membuktikan apakah ia telah sukses latihan dan menempa diri selama bulan Ramadan untuk bisa diterapkan di bulan Syawal dan bulan seterusnya.

Menurut Aa Gym, dalam hidup ini ada yang namanya karomah (kemuliaan), dan kemuliaan itu Allah berikan kepada orang-orang yang mampu istiqamah atau konsisten dalam beramal baik. Jadi jika kita ingin mendapatkan kemuliaan maka intinya kita harus bisa istiqamah dalam beramal baik. Orang yang istiqamah diibaratkan seperti air yang menetes secara konsisten keatas batu, meskipun air itu hanya menetes perlahan tetapi karena menetes secara terus menerus beraturan, batu yang keras sekalipun bisa berlubang karenanya. Begitu pun halnya dengan manusia.

Mengapa seseorang sulit untuk mencapai sesuatu, karena ia tidak konsisten melakukan sesuatu yang ingin diraih tersebut. Mengapa seseorang sulit untuk bisa terus beramal baiki, karena ia belum bersungguh-sungguh untuk melakukan dan menggapai kebaikan dari amalan tersebut. Karena sesungguhnya keistiqamahan itu adalah karunia dari Allah dan hanya hanya bisa didapat oleh mereka yang mampu bersungguh-sungguh dalam beramal.

Allah Ta’ala berfirman :

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Dari firman tersebut, Allah akan memberikan kemudahan kepada seseorang untuk senantiasa berbuat kebaikan asalkan ia mampu bersungguh-sungguh dalam mengamalkannya. Baik itu kesungguhan dalam melakukannya maupun kesungguhan niat hanya untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala.

Memperbanyak Zikir

Maka jika kita ingin bisa tetap istiqamah dalam beramal dan beribadah setelah melewati bulan Ramadan, Aa Gym menyarankan, sebagai muslim harus tetap memperbanyak zikir, karena dengan berzikir berarti kita mengingat Allah Ta’ala.

Dan Allah akan mengingat kembali hambanya yang senantiasa mengingat-Nya, meskipun kita tidak ingat Allah, Allah akan tetap mengingat kita. Tetapi Allah akan memberikan keistimewaan bagi ia yang senantiasa menyempatkan diri untuk berzikir dimanapun dan kapanpun. Dengan memperbanyak zikir kepada Allah, insyaAllah kita akan dipermudah untuk senantiasa istiqamah beribadah kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152).

Bentuk zikir yang bisa dilakukan pun bermacam-macam. Selain dengan mengucapkan Laa ilaaha ilallah atau banyak berdoa kepada Allah. Shalat pun termasuk kedalam zikir, bahkan salat adalah zikir terbaik dalam upaya mengingat Allah. Maka persoalannya saat ini adalah shalat kita sudah baik atau belum. Karena zikir yang baik adalah ketika kita salat dengan baik atau khusyu’.

Aa Gym juga mengingatkan, kita untuk memperbaiki kualitas salat. Jika kita merasa shalat kita belum baik, dimulai dari wudhu dengan cara yang baik, kemudian niat salat, dan saat proses salat, bahkan sampai pakaian atau hal yang kita gunakan dalam salat. Bagi sebagian orang memang sulit untuk tidak mengingat hal lain ketika salat, tetapi yang terpenting adalah bagaimana upaya kita untuk mengembalikan lagi fokus kita kepada Allah saat sedang salat.

Wallahu A’lam

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *