Makzulkan Jokowi Tanpa Harus Dukung Prabowo

Makzulkan Jokowi Tanpa Harus Dukung Prabowo
Jokowi
banner 400x400

by M Rizal Fadillah – Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Hajinews.co.id – Jokowi di penghujung usia kekuasaannya terus didera kecaman bahkan kutukan. Sukses merekayasa kemenangan Prabowo Gibran tidak menyebabkan apresiasi publik meningkat atas dirinya. Cawe-cawe Jokowi sulit untuk ditepis sekalipun dengan bantuan pertimbangan hukum Hakim MK. Publik membaca MK tidak berdaya dan terpaksa menjalankan program Istana. Ada iming-iming dan ancaman sanksi atas pembangkangan. Begitu dugaannya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

MK babak belur. Ketua MK Suhartoyo yang pada awalnya gembar-gembor akan mengubah citra MK yang telah kehilangan kepercayaan menjadi pulih dan dipercaya kembali ternyata hanya sebatas omon-omon. Begitu pula optimisme atas kepemimpinannya yang akan membuat kejutan bersejarah, justru dirinya yang terkejut dan berkeringat dingin. Sejarah masa lalu menjadi sandera kebebasan untuk mengambil Putusan. Suhartoyo loyo dan sontoloyo.

Jokowi bersama lingkaran Istana adalah faktor kekacauan politik dan hukum. Rakyat tidak bodoh untuk dibohongi oleh peran besar Istana dalam merekayasa. Itu ujung dari kerja yang penuh dosa dan beraroma mafia. MK adalah korban mutakhir, meski tak dapat memelas atas kesalahan dan keputusan yang terpaksa. Dosa tetap harus ditanggung sendiri.

Sudah menjadi “common sense” bahwa Jokowi adalah “common enemy”. Ia Presiden yang gagal dalam membawa rakyat bahagia dan sejahtera. Bagai katak yang menendang kaki agar dapat bergerak, maka rakyat, buruh, mahasiswa dan aparat menjadi alas tendangan agar katak dapat terus melaju.

Ramai teriakan untuk makzulkan Jokowi. Suara itu bertambah keras mendekati bulan dan hari akhir masa jabatan. Ada ketidakrelaan publik jika Jokowi berhenti secara alami. Mungkin dianggap terlalu ringan bila dosa politik yang menumpuk hanya berbalas dengan lengser secara alami. Lalu bermaaf-maafan bagai hari lebaran.

Pemakzulan adalah keniscayaan. Masih ada waktu hingga Oktober 2024. Mei hingga Oktober adalah “crucial time” bagi rakyat pendesak pemakzulan maupun bagi Jokowi sendiri. Ketika Jokowi masih Presiden, Prabowo akan berakting sebagai Presiden. Di tengah kondisi seperti ini ada anggapan Prabowo akan berkonflik dengan Jokowi, lalu aspirasi pemakzulan Jokowi dipolakan dengan mendukung Prabowo.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *