Dikutip dari Kompas.com, garam yang juga dikenal sebagai natrium klorida adalah senyawa yang tersusun atas 40 persen natrium dan 60 persen klorida.
Keduanya adalah elektrolit yang memegang peranan penting dalam kesehatan.
Elektrolit adalah atom dengan muatan listrik yang ada pada cairan tubuh.
Pengaruhnya dalam kerja tubuh manusia ada banyak.
Natrium, misalnya, berperan dalam kontraksi otot, fungsi saraf, dan mengatur volume serta tekanan darah.
Kekurangan natrium karena berkeringat atau kehilangan cairan bisa menyebabkan kram otot.
Sementara itu, klorida membantu menjaga keseimbangan cairan pada sel agar volume dan tekanan darah tetap stabil.
Jadi kalau kedua mineral ini sebetulnya penting, mengapa banyak yang bilang bahwa garam menyebabkan hipertensi alias tekanan darah tinggi?
Hubungan antara garam dan hipertensi
Sekitar 95 persen orang hipertensi didiagnosis hipertensi primer, yaitu ketika penyebab kondisi ini tidak diketahui.
Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain dan masih bisa disembuhkan.
Pada hipertensi primer, ada banyak faktor yang disebut-sebut bisa meningkatkan risiko hipertensi, termasuk asupan garam.
Ya, banyak yang bilang bahwa garam menyebabkan hipertensi.
Padahal, kenyataannya tak sesimpel itu. Pembuangan cairan sisa dalam tubuh oleh organ ginjal tergantung pada keseimbangan natrium dan kalium untuk mengikat air dan mengantarnya ke kandung kemih.
Kebanyakan asupan garam akan merusak keseimbangan natrium dan kalium, sehingga menyulitkan ginjal bekerja dengan baik.
Yang kemudian terjadi adalah retensi (penumpukan) cairan diikuti dengan naiknya tekanan darah.
Kebanyakan asupan garam juga menyebabkan tekanan yang melemahkan dinding arteri.
Arteri yang sudah tertekan ini akan menebal dan jadi semakin sempit, sehingga tekanan darah pun makin naik.