Kultum 443: Sungguh Manusia Itu Tergantung Akhirnya

Manusia Itu Tergantung Akhirnya
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Dan adalah seseorang yang bernama Qotzman dan dia adalah salah satu dari orang-orang di antara para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Banyak riwayat menceritakan bahwa kegagahan dan keberaniannya tidak diragukan lagi. Namun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam justru bersabda “Sesungguhnya dia adalah salah satu penghuni neraka.

Salah satu orang sahabat berkata, “Aku terus-menerus membayanginya”. Kemudian pria ini pergi bersamanya. Dia berhenti setiap kali Qotzman berhenti, dan berlari bersama bersamanya setiap kali dia berlari. Qotzman dalamkeadaan terluka parah. Dia tidak tahan rasa sakit dan mempercepat kematiannya sendiri. Dia meletakkan bilah pedang di tanah dengan ujung di antara dadanya dan kemudian menekan dirinya ke pedang dan bunuh diri.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kemudian laki-laki yang mengikutinya ini pergi ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Saya bersaksi bahwa anda benar-benar utusan Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Ada apa? Orang yang baru saja engkau sebutkan bahwa dia adalah salah satu penghuni neraka”.

Orang-orang terkejut dengan ini, dan salah satu sahabat berkata kepada mereka bahwa dia akan membawa berita tentang dia setelah pergi mencari Qotzman sampai dia menemukannya terluka sangat parah. Dia mempercepat kematiannya. Dia meletakkan bilah pedang di tanah dan ujungnya di antara dadanya dan kemudian menekan dirinya sendiri ke sana dan bunuh diri.

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seseorang melakukan perbuatan yang bagi orang-orang tampak seperti perbuatan yang sesuai dengan penghuni surga, tetapi dia sebenarnya adalah salah satu penghuni neraka. Dan sesungguhnya ada seseorang melakukan suatu perbuatan yang di mata umum adalah perbuatan yang dilakukan oleh penghuni neraka, tetapi orang itu termasuk penghuni surga”.

Ini tidak berarti bahwa kita harus curiga terhadap semua orang dan bersikap skeptis terhadap dunia. Tidak sama sekali tidak. Apa yang seharusnya kita lakukan adalah menilai diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum kita berpikir untuk menilai orang lain. Jika kita dekat dengan seorang teman dan kita tahu dia melakukan kesalahan, maka beri tahu dia. Tentu saja tidak dapat dihindari, karena sifat manusia bahwa kita akan membentuk opini pribadi tentang seseorang berdasarkan tindakan lahiriahnya. Namun ini tidak membenarkan bahwa kita memfitnah atau melompat ke kesimpulan tentang orang yang tidak perlu dan mulai menilai apakah seseorang akan melakukannya. Allahu ya’lam.

Semoga sedikit yang kita baca ini membuat kita semakin bersyukur karena dijadikan Allah hamba yang berislam dan beriman; kalau sekiranya kultum ini bermanfaat bagi yang lain, mari kita share agar menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                    —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *