Bacalah Dzikir Ini 100 Kali Sehari, Rasulullah Menjamin Bisa Menghapus Dosa-Dosa Kita

Bacalah Dzikir Ini 100 Kali Sehari
Dzikir
banner 400x400

Hajinews.co.idBanyak orang yang ingin mengetahui tentang dzikir penghapus dosa, karena hanya dengan rutin membaca dzikir ini maka Allah akan menghapus dosa kita.

Cara ini merupakan cara penghapusan dosa seseorang yang paling mudah di dunia, dibandingkan dengan penghapusan dosa dengan mengalami sakit terlebih dahulu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dzikir yang dapat menghapus dosa adalah amalan yang sangat sederhana, namun membawa pahala yang sangat besar: tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga dapat membawa banyak keutamaan.

Di bawah ini bacaan dzikirnya: Jika kita mengucapkan, maka Allah akan menghapus kesalahan atau dosa kita.

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Barang siapa yang mengucapkan: Subhanallahi Wa bihamdihi (Maha Suci Allah dengan memuji-Nya) seratus kali dalam sehari, maka kesalahan (dosanya) akan dihapuskan, walaupun sebanyak buih lautan.” (Muttafaq ‘alaih)

Walaupun dosa-dosa itu diibaratkan sebanyak buih-buih yg ada di permukaan laut, maka Allah Yang Maha Pengampun akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya apabila ia ikhlas dan istiqomah membaca dzikir di atas.

Inilah salah satu tanda bukti nyata kasih sayang Allah Subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya.

Lalu bagaimana cara membacanya apakah kalimat dzikir tersebut harus dibaca satu kali dalam satu waktu yang jumlahnya 100 x ?

Menurut sebagian ulama, zikir tersebut tidak mesti juga dibaca harus 100 x dalam hitungan satu waktu. Namun, menurut pendapat terkuat bahwa 100 kali adalah akumulasi bacaan dalam sehari. Bisa jadi pagi 30 kali, siang 30 kali dan malam 40 kali.

Dan satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap muslim, bahwa dengan membaca dzikir diatas bukan berarti kemudian kita seenaknya melakukan dosa. Ini jelas pemahaman yang salah.

Seorang ulama bernama, Al-Munawi rahimahullah berkata, “Orang yang mengandalkan terus dzikir ini akan tetapi ia terus bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah dan kehormatannya, Janganlah ia menyangka akan disamakan dengan orang yang dibersihkan dan disucikan, jangan menyangka ucapannya akan mendapat pahala dengan lisannya, padahal tidak ada ketakwaan (rasa takut) dan amal shalih pada dirinya.” (Faidhul Qadir 6/190)

Karena itu berikut ada hal lain yang bisa ditambahkan sebagai catatan :

  • Pertama, dosa yang dihapus adalah dosa atau kesalahan pada hak Allah saja. Sedangkan jika berkaitan dengan sesama manusia, maka harus diselesaikan dengan yang bersangkutan, meminta maaf atau mengembalikan haknya berupa barang atau hutang.
  • Kedua, dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil, adapun dosa besar maka ia tetap harus bertaubat secara khusus dengan taubatan nasuha dan syarat-syarat taubat nasuha.

Sebagaimana Allah ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (Qs. At Tahrim: 8)

Demikian semoga menjadi penyemangat untuk senantiasa berdzikir dan melakukan amal shalih lainnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *