Pertumbuhan Ekonomi Q1/2024 Sebesar 5,11 Persen: Manipulatif!?

Pertumbuhan Ekonomi Q1/2024
Anthony Budiawan
banner 400x400

Meskipun demikian, keanehan inflasi konsumsi pemerintah belum bisa membawa pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar 5 lima persen. Untuk itu, perlu memainkan tingkat deflator (inflasi) ekspor- impor. Untuk ekspor, deflator dibuat rendah (agar nilai riil menjadi lebih tinggi), dan untuk impor deflator dibuat tinggi (agar nilai riil menjadi lebih rendah), sehingga net ekspor, yaitu ekspor minus impor, menjadi lebih tinggi.

Sejalan dengan itu, maka inflasi (deflator) ekspor 2019 (dibuat) turun terus (deflasi) sejak Q1, dan terus membesar hingga mencapai minus (atau deflasi) 9,45 persen pada Q3. Sedangkan inflasi (deflator) impor dibuat relatif sangat tinggi, mencapai 5,22 persen pada Q1/2019, jauh lebih tinggi dari inflasi (deflator) konsumsi-konsumsi lainnya, dan kemudian secara perlahan-lahan turun (disesuaikan dengan target pertumbuhan 5 persen?).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Kembali ke pertumbuhan ekonomi Q1/2024. Metodenya sama. Pertumbuhan ekonomi nilai nomial (harga berlaku) pada Q1/2024 hanya 4,26 persen saja. Tetapi pertumbuhan ekonomi riil (nilai konstan) pada Q1/2024 bisa mencapai 5,11 persen. Artinya, terjadi deflasi 0,81 persen pada Q1/2024 dibandingkan Q1/2023. Apa benar?

Harga Berlaku (Rp triliun) Deflator          Inflasi Harga Konstan (Rp triliun)

Q1/2023 Q1/2024 Sumber   Q1/2023 Q1/2024 (Deflasi)    Q1/2023 Q1/2024 Laju  Sumber

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,682.0 2,905.0 4.40% 169.5% 175.0% 3.25% 1,582.2 1,659.8 4.9% 2.62%
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 59.5 75.8 0.32% 168.1% 172.7% 2.73% 35.4 43.9 24.0% 0.29%
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 268.2 330.6 1.23% 169.6% 174.5% 2.84% 158.1 189.5 19.9% 1.06%
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,476.5 1,550.1 1.45% 158.9% 160.7% 1.14% 929.3 964.6 3.8% 1.19%
5. Perubahan Inventori 121.8 133.9 0.24% 194.3% 201.1% 3.50% 62.7 66.6 6.2% 0.13%
6. Ekspor Barang dan Jasa 1,164.8 1,130.0 -0.69% 162.2% 156.5% -3.47% 718.3 721.9 0.5% 0.12%
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 1,006.0 1,045.4 0.78% 170.9% 174.5% 2.11% 588.7 599.1 1.8% 0.35%
Diskrepansi Statistik     305.6     208.3 1.92% 476.0% 317.0% 33.40%      64.2      65.7 2.3% 0.05%
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,072.4 5,288.3 4.26% 171.3% 169.9% -0.81% 2,961.5 3,112.9 5.1% 5.11%

Kemudian, yang perlu dipertanyakan secara kritis, apakah benar inflasi (deflator) investasi (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto) hanya 1,14 persen, inflasi (deflator) ekspor minus 3,47 persen, dan inflasi (deflator) impor plus 2,11 persen? Atau sudah disesuaikan, alias dimanipulasi, untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen?

Kecurigaan ini masuk akal. Karena, banyak aktivitas ekonomi juga melambat pada Q1/2024. Antara lain, penjualan mobil dan penjualan motor, masing-masing turun 23 persen dan 4,87 persen pada Q1/2024. Maka itu, bagaimana mungkin ekonomi masih bisa bertumbuh 5,11 persen?

https://otomotif.bisnis.com/read/20240414/46/1757301/penjualan-mobil-turun-23-pada-kuartal- i2024-cermin-ekonomi-tidak-baik-baik-saja

https://otomotif.bisnis.com/read/20240421/273/1759087/penjualan-sepeda-motor-lesu-kuartal- i2024-aisi-berharap-harga-pangan-stabil

Apakah BPS juga menggunakan sistem IT seperti Sirekap yang mempunyai bot otomatis, yang dapat menyesuaikan pertumbuhan ekonomi selalu di sekitar 5 persen, dalam kondisi apapun?

 

— 000 —

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar