Tentara Israel Yang Marah Mengancam Akan Melakukan Kudeta Militer dan Perang Saudara Pun Dimulai

Tentara Israel Marah Mengancam Akan Melakukan Kudeta Militer
Tentara Israel
banner 400x400

Hajinews.co.idVideo viral tentang tentara Israel. Tentara yang marah mengancam akan melakukan kudeta dan dapat menyebabkan perang saudara.

Mengutip Yahoo News, Senin (27 Mei 2024), hal tersebut mengacu pada video seorang anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menyerukan pemberontakan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Kepala Staf Herzi Halevi. Pemerintah Israel juga dikabarkan sedang menyelidiki video mengerikan tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Video yang dilansir DailyBeast itu diawali dengan gambar seorang tentara berpakaian lengkap namun bertopeng. Ia mengajukan banding kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengenai hal ini.

Tentara tersebut mengklaim bahwa Gaza adalah “kesempatan sekali seumur hidup”. Menurutnya, kelompok cadangan Israel yang beranggotakan 100.000 orang tidak berniat menyerahkan kunci wilayah tersebut kepada Otoritas Palestina mana pun, termasuk Hamas, Fatah, atau entitas Arab mana pun.

“Kami akan tetap di sini. Sampai kemenangan,” ujarnya.

Di menit lainnya, tentara tersebut menyerukan pengunduran diri Gallant. Ia mengatakan bahwa pasukan cadangan hanya akan bertanggung jawab kepada Netanyahu.

“Anda tidak bisa memenangkan perang. Berhenti. Anda tidak bisa memenangkan perang, Anda tidak bisa memerintah kami,” kata tentara itu lagi.

“Kami akan mendengarkan satu pemimpin, dan itu bukan menteri pertahanan, dan bukan kepala staf, melainkan perdana menteri. Pikirkan baik-baik kepada siapa Anda ingin memberikan kunci setelah ini,” jelas mereka lagi merujuk lagi Netanyahu.

“Hanya dengan siapa pun yang memutuskan bahwa kami harus menang, kami akan mengikutinya. Di sini saya beri tahu Anda, apakah Anda menginginkan kudeta militer?” tanyanya ke Gallant.

Diyakini komentar ini terkait selisih Gallant dengan Netanyahu. Gallant menantang Netanyahu untuk berkomitmen pada pemerintahan Palestina di Gaza, bahkan meski harus menerima kerugian pribadi atau politik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *