Muhammadiyah dan BSI

Muhammadiyah dan BSI
banner 400x400

Bagi bisnis perbankan, kepercayaan ibarat jantung. Makin kuat kepercayaan publik terhadap institusi perbankan, makin sehat dan bagus performa bank tersebut. Sebaliknya, makin tipis kepercayaan publik kepada sebuah bank, kian sulit bagi perbankan itu untuk berkembang. Bahkan, bila kepercayaan makin hilang, tinggal menunggu waktu suatu bank untuk ambruk.

Sejumlah analis menyebutkan bahwa penarikan itu tidak terlalu berdampak buat BSI. Dasarnya karena kondisi keuangan BSI sejauh ini sehat-sehat saja. Dana pihak ketiga (DPK) BSI terus tumbuh, bahkan mencapai Rp297 triliun lebih. Lalu, dana penyaluran pembiayaan mencapai Rp246,5 triliun. Angka itu tumbuh bila dibandingkan dengan jumlah DPK dan dana penyaluran akhir tahun lalu.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Namun, penarikan dana seketika dengan jumlah belasan triliun rupiah, kendati cuma 5,5% dari total DPK, misalnya, tetap memiliki dampak. Setidaknya dampak psikologis. Bila dampak psikologis itu berkelanjutan, bukan tidak mungkin bisa berujung turbulensi hebat. Dalam jangka pendek, penarikan serentak itu bakal memengaruhi likuiditas.

Dalam konteks bank syariah, kondisi likuiditas tecermin dari rasio financing to deposit ratio (FDR) atau yang kerap dikenal sebagai loan to deposit ratio (LDR). Makin tinggi LDR bank, semakin ketat likuditasnya. Sebaliknya, makin kecil LDR, semakin longgar likuiditas bank. Artinya, jika dana simpanan yang ditarik Muhammadiyah dari BSI cukup signifikan, hal itu bisa menyebabkan peningkatan LDR karena deposit bank akan menurun dan pada saat yang sama total pembiayaan yang diberikan oleh bank tetap sama.

Peningkatan LDR bisa mengindikasikan bahwa bank menjadi lebih bergantung pada dana pihak ketiga untuk mendukung operasinya yang dapat menunjukkan situasi likuiditas yang lebih ketat. Saat ini, LDR BSI mencapai 83,05%. Maka itu, dengan asumsi Muhammadiyah menarik dana Rp15 triliun, sesuai dengan rumus LDR, yakni dana pihak ketiga dibagi dengan pembiayaan, otomatis LDR BSI meningkat menjadi 87,32%.

Itu ialah dampak jangka pendek. Dampak jangka panjang, bila penarikan besar-besaran (rush money) terjadi, apalagi bila ‘gerakan’ ini diikuti oleh anggota Muhammadiyah yang jumlahnya puluhan juta orang, bisa menjadi tekanan besar buat BSI. Maka itu, menganggap ini sekadar aksi institusi biasa layaknya aksi korporasi biasa jelas bukan langkah yang bijak. Mesti ada mitigasi, bicara dari hati ke hati, dan menemukan solusi.

Sumber: mediaindonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *