Kultum 471: Sejarah Mengapa Mencium Hajar Aswad

Sejarah Mengapa Mencium Hajar Aswad
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Seperti yang kita lihat, saat ini semua jamaah haji dan umrah yang pergi menunaikan haji atau umrah berharap agar mereka dapat mencium batu yang terletak di salah satu sudut timur Ka’bah tersebut.

Sementara itu, di dalam kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, tentu saja ada riwayat yang juga sangat menarik sehubungan dengan Hajar Aswad ini. Dalam beberapa buku sejarah tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, baik sebelum maupun sesudah masa kenabian, Nabi Muhammad pernah terlibat dalam ‘renovasi’ Ka’bah. Saat itu Nabi Muhammad baru berumur 35 tahun, terjadi banjir bandang yang merobohkan dinding Ka’bah. Bahkan dalam beberapa kisah diceritakan bahwa sebelum itu dinding Ka’bah juga pernah rusak karena terbakar. Maka kabilah Quraisy merasa perlu untuk membangun kembali Ka’bah.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Nah, untuk merenovasi Ka’bah yang rusak saat itu perlu membongkarnya terlebih dahulu. Bersama pamannya, yaitu Abbas, Muhammad ikut mengangkat bebatuan saat merenovasi Ka’bah. Sedangkan untuk urusan pembangunan, diserahkan kepada seorang arsitek berkebangsaan Romawi bernama Baqum. Mereka kemudian membangun bagian dinding Ka’bah yang merupakan bagian dari Ka’bah tersebut. Bagian ini dikenal dengan nama Hijir Ismail atau Al-Hathim.

Nah ketika pembangunan sampai pada bagian Hajar Aswad, setiap pembesar kabilah berkeinginan untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Maka tak terelakkan lagi terjadi pertengkaran dan perselisihan di antara mereka. Pertengkaran tersebut terjadi selama 4-5 hari, dan hampir saja memicu pertumpahan darah di Tanah Suci.

Di tengah pertengkaran tersebut, tampillah Abu Umaiyah ibnu al-Mughirah al-Makhzummi yang mengusulkan agar orang yang berhak meletakkan Hajar Aswad adalah orang pertama di antara mereka yang masuk Ka’bah dari pintu masjid yakni pintu Bani Syaibah. Takdir Allah Subhanahu wata’ala telah menetapkan orang pertama yang masuk Ka’bah adalah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Takdir Allah juga, saat itu orang-orang percaya Muhammad sebagai Al-Amin yaitu orang yang terpercaya.

Dalam buku beberapa riwayat tentang “Mekah-Madinah”, disebutkan bahwa di hari kiyamat nati, Hajar Aswad akan memberikan kesaksian terhadap orang-orang yang pernah melakukan istilam terhadapnya. Maka dari itu, bagi orang yang mencium ataupun mengangkat tangan untuk Hajar Aswad, maka orang tersebut akan diberi syafaat di hari kiyamat. Karena itu, ketika umat Islam melakukan thawaf saat ibadah haji atau umrah, mereka disunnahkan mencium Hajar Aswad atau beristilam ke arahnya. Allahu ya’lam.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat kita untuk bersyukur karena dijadikan Allah hamba yang beriman, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                                —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *