Kultum 479: Meski Dikatakan Sama, Tuhan Kami Tidak Sama 

Tuhan Kami Tidak Sama 
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Dalam ‘Audiensi Umum’ pada Rabu 5 Mei 1999, John Paul II (yang di Indonesia dikenal dengan Paulus Johanes II) dengan utusan Islam, menyampaikan beberapa hal untuk dipahami bersama. Transkrip pidato tersebut bisa diakses dengan mudah dengan mengetik “what john paul said about islam”, lalu menelusuri ikon-ikon yang ditawarkan tersebut. Salah satu bagian, mungkin yang terpenting dari pidato tesebut ada pada poin nomor 2 terbaca sebagai berikut.

Poin ke 2 kalimat pertama terbaca “Kami orang Kristen dengan gembira mengakui nilai-nilai agama yang kami miliki bersama dengan Islam. Kalimat ini dilanjutkan dengan kalimat kedua yang terbaca, “Hari ini saya ingin mengulangi apa yang saya katakan kepada kaum muda Muslim beberapa tahun yang lalu di Casablanca: “Kami percaya pada Tuhan yang sama, Tuhan yang Esa, Tuhan yang hidup, Tuhan yang menciptakan dunia dan menyempurnakan makhluk-Nya” (Insegnamenti , VIII/2, [1985], hlm.497). dan kalimat ke 8 yang tebaca, “Misteri Kristen menuntun kita untuk merenungkan dalam kesatuan substansial Allah pribadi-pribadi Bapa, Putra dan Roh Kudus: masing-masing memiliki substansi ilahi yang utuh dan tak terpisahkan, tetapi masing-masing berbeda dari yang lain berdasarkan hubungan timbal baliknya” (Hak Cipta © Dicastero per la Comunicazione – Libreria Editrice Vaticana).

Dalam kalimat pertama yang terbaca,“Kami orang Kristen dengan gembira mengakui nilai-nilai agama yang kami miliki bersama dengan Islam”, terasa tidak ada masalah dengan isi kalimat tersebut. Artinya, orang Kristen bergembira mengakui nilai-nilai agama yang dimiliki, dan orang Islam juga bergembira mengakui nilai-nilai agama yang dimiliki. Jadi, kedua umat bergembira dengan nilai-nilai dalam agama mereka masing-masing.

Adapun dalam kalimat kedua, yang terbaca, “Hari ini saya ingin mengulangi apa yang saya katakan kepada kaum muda Muslim beberapa tahun yang lalu di Casablanca: “Kami percaya pada Tuhan yang sama, Tuhan yang Esa, Tuhan yang hidup, Tuhan yang menciptakan dunia dan menyempurnakan makhluk-Nya” (Insegnamenti , VIII/2, [1985], hlm.497), terdapat sedikit perbedaan persepsi. Pada potongan “Kami percaya pada Tuhan yang sama”, kami sebagai umat Islam memiliki pertanyaan yang perlu dijawab dengan jelas.

Pertanyaan itu adalah, “Benarkah Umat Kristen dan Umat Islam Percaya pada Tuhan yang sama?” Pertanyaan ini juga terkait dengan sifat-sifat Tuhan yang terdapat pada ptongan berikutnya, yaitu “Tuhan yang Esa, Tuhan yang hidup, Tuhan yang menciptakan dunia dan menyempurnakan makhluk-Nya”. Pada frasa ‘Tuhan yang Esa’, ‘Tuhan yang hidup’, terasa tidak ada yang salah dalam pandangan agama kami.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *