Kultum 479: Meski Dikatakan Sama, Tuhan Kami Tidak Sama 

Tuhan Kami Tidak Sama 
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Frasa ‘Tuhan yang Esa’ memang sejalan dengan keyakinan umat Islam sebagaimana tercantum dalam surat Taha ayat 14, di mana Allah Subhanahau wata’ala berfirman,

اِنَّنِىۡۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَا فَاعۡبُدۡنِىۡ ۙ

Bacaan Lainnya
banner 400x400

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكۡرِىۡ

Artinya:

Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku (QS. Taha, ayat 14). Demikian juga dengan frasa ‘Tuhan yang hidup’ karena makna frasa ini sejalan dengan ayat 58 surat Al-Furqan, yaitu,

وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ

وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ

عِبَادِهِۦ خَبِيرًا

Artinya:

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya (QS. Al-Furqan, ayat 58).

Namun makna frasa ‘Tuhan yang menciptakan dunia dan menyempurnakan makhluk-Nya’ bagi umat Islam pernyataan ini ada yang kurang. Bagi umat Islam frasa ‘menciptakan dunia’ seharusnya tebaca ‘menciptakan jagad raya dan isinya’ serta menyempurnakan makhluk-Nya’, sebagaimana firman Allah,

اَللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا

بَيۡنَهُمَا فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى

الۡعَرۡشِ‌ؕ مَا لَكُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا

شَفِيۡعٍ‌ؕ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوۡنَ

Artinya:

Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Bagimu tidak ada seorang pun penolong maupun pemberi syafaat selain Dia. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. As-Sajdah, ayat 4).

Demikian juga kalimat ke 8 yang tebaca, “Misteri Kristen menuntun kita untuk merenungkan dalam kesatuan substansial Allah pribadi-pribadi Bapa, Putra dan Roh Kudus: masing-masing memiliki substansi ilahi yang utuh dan tak terpisahkan, tetapi masing-masing berbeda dari yang lain berdasarkan hubungan timbal baliknya” (Hak Cipta © Dicastero per la Comunicazione – Libreria Editrice Vaticana). Pernyataan ini tidak sejalan dengan konsep Allah dalam agama Islam. Dalam Islam substansi Allah adalah ‘tidak ada Tuhan selain Dia’. Jadi, tidaka ada atau tidak memerlukan ‘pribadi-pribadi Bapa, Putra dan Roh Kudus (yang) berbeda dari yang lain berdasarkan hubungan timbal baliknya’.

Singkatnya, konsep dan substansi ‘Allah’ dalam Islam adalah ‘Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku’, tidak sperti yang dipercaya orang Nasrani. Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *