Kultum 495: Dampak Dosa pada Pelakunya

Dampak Dosa pada Pelakunya
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

(6) Terampasnya ibadah dan ketaatan. (7) Dosa melahirkan dosa sampai menguasai seseorang dan dia tidak bisa lepas darinya. (8) Dosa melemahkan kemauan seseorang. Perlahan-lahan menguatkan keinginannya untuk berbuat dosa dan melemahkan keinginannya untuk bertaubat sampai tidak ada keinginan di hatinya untuk bertaubat sama sekali. Jadi dia mencari pengampunan dan mengungkapkan pertobatan, tetapi itu hanya kata-kata di bibir, seperti pertobatan para pendusta. (9) Dia akan menjadi tidak peka dan tidak akan lagi menganggap dosa menjijikkan, sehingga itu akan menjadi kebiasaannya, dan dia tidak akan terganggu jika orang melihatnya melakukan dosa atau membicarakannya. Orang-orang seperti itu tidak dapat ditolong dan jalan menuju pertobatan terhalang bagi mereka dalam banyak kasus (lihat: HR. al-Bukhaari, 5949; Muslim, 2744).

(10) Bila banyak dosa meninggalkan bekas di hati orang yang melakukannya, sehingga ia termasuk orang yang lalai. Seperti yang dikatakan salah satu salaf, tentang ayat,

Bacaan Lainnya
banner 400x400

كَلَّا‌ بَلۡ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ مَّا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ

Artinya:

Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka (QS. Al-Mutaffifin, ayat 14).

Sebagian ulama menginterpretasikan maknanya adalah, ini berarti dosa demi dosa. Bagaimana awal mulanya hati itu ternoda oleh dosa, dan jika dosa bertambah maka noda itu bertambah besar hingga menjadi raan (penutup dosa dan perbuatan munkar), kemudian bertambah hingga menjadi segel, dan hati menjadi tertutup dan disegel. Jika itu terjadi setelah seseorang mendapat petunjuk dan memahami, maka hatinya terbalik, dan pada saat itu syetan menguasainya dan mengarahkannya sesuai keinginannya.

Kedua, Anda mengatakan bahwa Anda melakukan haji dan tidak melihat tanda-tanda penerimaan, melainkan Anda melakukan banyak dosa. Jawabannya adalah bahwa penerimaan adalah dari Allah, dan tidak ada yang bisa memastikan apakah amal Anda diterima atau tidak. Seorang mukmin mengerjakan amal saleh dan tidak mengetahui apakah Allah menerimanya atau tidak. Sesungguhnya Ibn ‘Umar berkata, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima satu kebaikan saja dariku, kematian adalah hal yang paling aku sukai, karena Allah berfirman,

وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَاَ ابۡنَىۡ اٰدَمَ بِالۡحَـقِّ‌ۘ

اِذۡ قَرَّبَا قُرۡبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنۡ اَحَدِهِمَا

وَلَمۡ يُتَقَبَّلۡ مِنَ الۡاٰخَرِؕ قَالَ لَاَقۡتُلَـنَّكَ‌ؕ

قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الۡمُتَّقِيۡنَ

Artinya:

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa” (QS. Al-Maidah, ayat 27). Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *