Kultum 512: Beberapa Cara Menghentikan Overthinking

Cara Menghentikan Overthinking
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Banyak dari kita ini adalah orang yang terlalu banyak berpikir, yang dalam istilah anak muda jaman sekarang disebut overthinking. Overthingking itu bagaikan lingkaran setan, yakni memiliki pikiran negatif yang terus menerus sampai kita jatuh ke lubang kelinci yang akibatnya kita tidak tahu bagaimana keluar darinya.

Kadangkala ada perasaan gelisah yang mengikuti bersama kesulitan berkonsentrasi. Hal ini membuat kita menghabiskan hari-hari yang gelisah dan malam-malam tanpa nyenyak tidur. Lantas, bagaimana cara berhenti berpikir berlebihan ini? Berikut, beberapa cara yang bisa kita tempuh untuk menghilangkan overthinking ini.

Pertama, ubah kecemasan yang ada menjadi dua. Ketika kita mengubah semua rasa takut, kecemasan, serta kekhawatiran menjadi doa, sudah pasti Allah Subhanahu wata’ala mendengarkan kita. Meski Allah sudah mengetahui semua pikiran kita dan apa yang ada di hati kita, hal itu itu akan menyenangkan Allah Yang Mahakuasa ketika kita membuat permohonan dan meminta petunjuk kepada-Nya. Sebagai imbalannya, Allah akan memberi kita rasa sabar dan ketenangan emosional yang merubah semuanya menjadi ketenangan selama masa-masa sulit tersebut.

Kedua, yakinlah bahwa Allah Subhanahu wata’ala mengendalikan segalanya. Bahkan ketika kita melaksanakan tugas dengan kemampuan terbaik kita, kita harus paham dan yakin bahwa hasil dari suatu usaha tidak dimaksudkan untuk berada di tangan kita. Allah tahu apa yang terbaik untuk kita, berbeda dengan apa yang mungkin kita rasakan ketika hidup kita berantakan saat itu. Ingatlah bahwa terlepas dari hasil akhir, kit akan bisa menghargai atas upaya kita dan untuk waktu yang kita habiskan untuk membuat upaya kita sukses.

Ketiga, lakukan Shalat 5 kali sehari di awal waktu. Salah satu cara terbaik untuk berhenti berpikir berlebihan adalah dengan mengingatkan diri sendiri tentang tujuan akhir kita. Mari kita lakukan sebelum stres menghampiri kita. ingat, tujuan akhir itu adalah membuka jalan kita sendiri menuju Jannah. Jadi, gunakan shalat lima waktu sebagai waktu istirahat di mana kita menjauhkan diri dari kekurangan hidup dan menjadi lebih berorientasi pada akhirat. Ingat, akhirat harus selalu menjadi prioritas nomor satu.

Keempat, mari kita cari Pertolongan Allah melalui sabar. Memiliki rasa sabar berarti tetap teguh meskipun ada banyak rintangan untuk mencapai tujuan. Sayangnya, ini adalah penghilang stres yang sering diabaikan yang secara. Padahal sabar adalah langkah efektif untuk menghentikan pemikiran berlebihan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala,

ۙ وَاسۡتَعِيۡنُوۡا بِالصَّبۡرِ وَالصَّلٰوةِ

وَاِنَّهَا لَكَبِيۡرَةٌ اِلَّا عَلَى الۡخٰشِعِيۡنَ

Artinya:

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (QS. Al-Baqarah, ayat 45).

Lima, milikilah rasa tawakkal (berserah diri) kepada Allah. Setelah kita menyusun rencana yang matang, maka kita akan siap menghadapi masalah apa pun. Tindakan terbaik adalah memiliki tawakkal, kepercayaan penuh kita kepada Allah ini. Ketika kita memiliki keyakinan penuh kepada Allah Subhanahu wata’ala maka akan selalu membawa ketenangan hati kita dana menjauhkan kita dari berbagai pikiran negatif. Allah berfirman,

فَاِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ‌ؕ

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُتَوَكِّلِيۡنَ

Artinya:

Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal (QS. Ali Imran, ayat 159).

Allah Subhanahu wata’ala juga menjanjikan bahwa sebagai orang yang beriman, maka kepada Allah-lah kita bertwakkal. Allah berfirman,

اِنۡ يَّنۡصُرۡكُمُ اللّٰهُ فَلَا غَالِبَ لَـكُمۡ‌ۚ وَاِنۡ

يَّخۡذُلۡكُمۡ فَمَنۡ ذَا الَّذِىۡ يَنۡصُرُكُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِهٖ‌ؕ

وَعَلَى اللّٰهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ

Artinya:

Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal (QS. Ali Imran, ayat 160).

Terakhir yakni keenam, kita harus mengakhiri hari kita dengan “Catatan Positif”. Tapi, semua itu terletak pada bagaimana kita bisa menjalani hari kita dengan meninggalkan dampak yang signifikan, dan pada seberapa baik kualitas tidur kita di malam hari, tanpa stres yang mengganggu hati kita. Jadi, ketika Anda melakukan wudhu, bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala atas semua yang telah kita capai, dan berdoa kepada-Nya untuk hari berikutnya, kita juga perlu memulai dengan catatan positif. Semoga Allah menghapus semua rasa sakit dan kekhawatiran kita, serta membawa kita kebahagiaan besar di dunia dan akhirat. Aamiin, Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh                              —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *