Pertemuan Empat Mata Anies-Ahok, Peluang Koalisi Lawan Ridwan Kamil-Kaesang?

Pertemuan Empat Mata Anies-Ahok, Peluang Koalisi Lawan Ridwan Kamil-Kaesang? (foto istimewa)

Hajinews.co.id — Anies Baswedan bocorkan isi komunikasinya dengan politisi PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jakarta.

Anies mengaku komunikasinya dengan Ahok berbincang sebagai teman dan sesama warga Jakarta.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Ngobrol sebagai teman saja, sebagai sama-sama warga. Hal yang biasa kan itu, teman-teman juga komunikasi dengan siapa saja,” kata Anies kepada awak media di Bekasi, Selasa (30/7/2024).

Kemudian mantan Gubernur DKI Jakartaitu menegaskan tak ada perbincangan politik.

“Kita nggak pernah membahas urusan-urusan politik. Kita membahasnya tentang pribadi-pribadi kita saja,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan Wartakota, Anies Baswedan mengklaim hubungannya dengan Ahok cukup baik.

Dia mengungkapkan, bahwa sekarang ia menjalin komunikasi intens dengan Ahok melalui WhatsApp.

“Saya, Pak Ahok, ya berkomunikasi terus, kita suka WA-an,” jelasnya.

Sebagai informasi, PDIP tengah membuka peluang untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta.

Adapun hal ini diperkuat dari pernyataan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, yang mengatakan probabilitas mengusung Anies kini berada di angka lebih dari 50 persen.

Namun keputusan ini belum final, seluruh partai masih dinamis dalam menentukan strategi di Pilkada 2024.

Anies-Sohibul Terancam Kandas
Rencana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) duetkan Anies Baswedan – Sohibul Iman di Pilkada Jakarta menuai masalah.

Pasalnya, munculnya Sohibul Iman dinilai belum bisa tingkatkan elektabilitas Anies Baswedan.

Kini muncul spekulasi apakah PKS cari pengganti Sohibul Iman untuk diduetkan dengan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta.

Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin pun muncul memberi pembelaan terhadap sosok Sohibul Iman.

Sohibul dinilai tak mampu mengerek elektabilitas Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Menurutnya, ada faktor ‘X’ yang dimiliki Sohibul namun belum terekam dalam hasil jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

Faktor ‘X’ yang dimaksud Khoirudin itu ialah soal status Sohibul sebagai kader PKS.

“Kami punya pesin partai, mesin PKS, yang salah satu variabel mesin ini gaspol, bekerja maksimal karena adanya kader (yang maju di Pilkada Jakarta 2024). Faktor ini yang belum terukur di survei,” ucapnya, Senin (29/7/2024).

“Saya yakin, ketika ada kader kami jadi cawagub, akan besar pengaruhnya untuk menggerakan partai, menggerakkan seluruh kader se-DKI Jakarta,” sambungnya.

Khoirudin pun mengklaim, PKS punya jaringan yang sangat kuat hingga ke akar rumput yang siap memenangkan duet Anies-Sohibul.

Hal ini terbukti dari hasil Pemilu 2024 lalu dimana PKS menjadi partai pemenang di Pileg DPRD DKI Jakarta.

Perolehan suara PKS mencapai 1.012.028 suara atau 16,68 persen dari suara sah untuk Pileg DPRD DKI.

Angka ini menempatkan PKS di posisi teratas dan berhak atas 18 kursi DPRD DKI periode 2024-2029.

“Jaringan PKS sudah menang di Jakarta, itu yang kami gunakan. Jadi dari akar rumputnya kami akan bergerak menangkan pasangan AMAN,” tuturnya.

Sebagai informasi, Indikator Politik Indonesia belum lama ini mengeluarkan hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024.

Dari hasil survei terlihat sosok Sohibul Iman belum bisa menambah dan memperkuat elektabilitas Anies.

Simulasi yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa duet Anies-Sohibul berada di urutan pertama dengan tingkat elektabilitas 43,7 persen.

Angka ini tidak berbeda jauh dari elektabilitas Anies secara pribadi di angka 43,8 persen.

“Mas Sohibul Iman, Anda bergabung sama Anies Baswedan ternyata hari ini ya, survei kali ini belum cukup memberi bukti empiris bahwa Sohibul Iman bisa menambah elektoral buat mas Anies,” ucapnya, Kamis (25/7/2024).

Menurutnya, hal ini terjadi lantaran basis pemilih Anies dan PKS saling tumpang tindih, sehingga kehadiran Sohibul Iman tak menjadi nilai lebih bagi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini.

“Penjelasannya lagi-lagi sederhana, karena basis Sohibul Iman dari PKS dengan mas Anies overlap ya. Jadi, tidak cukup banyak berkontribusi,” tuturnya.

Nasdem berubah pikiran

Partai Nasdem berubah pikiran untuk usung Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.

Meski sudah mendapat rekomendasi, namun Nasdem belum pastikan apakah mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.

Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni menyampaikan kemungkinan Anies Baswedan tidak jadi didaftarkan di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Keputusan batal usung Anies itu bisa saja terjadi meski sudah mendapat rekomendasi dari Nasdem.

Sahroni mengatakan, kunci seseorang diusung di pilkada adalah ketika mereka telah didaftarkan ke KPU daerah secara resmi.

Sejauh ini, Anies belum mendapatkan surat rekomendasi resmi dari Nasdem, meski pekan lalu partai yang dipimpin Surya Paloh ini telah menyatakan dukungannya.

“Belum (surat rekomendasi dari Nasdem ke Anies), belum. Kuncian itu nanti setelah dia mendaftarkan. Nah, jadi, you jangan kecele. Rekomendasi bisa saja dikasih, tapi tahu-tahu enggak didaftarin,” ujar Sahroni di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

“Bisa dicabut (rekomendasinya), bisa saja tidak dilanjutkan untuk pendaftaran,” sambungnya.

Ia mengingatkan,  waktu pendaftaran Pilkada 2024 masih panjang, sekitar satu bulan lagi.

“Belum (surat rekomendasi dari Nasdem ke Anies), belum. Kuncian itu nanti setelah dia mendaftarkan. Nah, jadi, you jangan kecele. Rekomendasi bisa saja dikasih, tapi tahu-tahu enggak didaftarin,” ujar Sahroni di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

“Bisa dicabut (rekomendasinya), bisa saja tidak dilanjutkan untuk pendaftaran,” sambungnya.

Ia mengingatkan,  waktu pendaftaran Pilkada 2024 masih panjang, sekitar satu bulan lagi.

Sehingga, dinamika politik yang terjadi menjelang pendaftaran calon masih dinamis.

Sahroni bahkan menyebut bisa saja rekomendasi yang diberikan Nasdem kepada Anies dibatalkan.

“Itu sangat dinamis, jangan salah. Oke? Yang sudah ditetapin misalnya, belum tentu juga. Yang ditetapin, oke, akan daftar.

Karena politik itu sangat dinamis. Lu boleh megang rekomendasi. Tahu-tahu rekomendasi dibatalin, who knows?” tutur Sahroni.

Terkait surat rekomendasi untuk Anies, Sahroni mengatakan semua orang bertanya-tanya mengenai keberadaan suratnya.

Sahroni, yang notabene merupakan elite Nasdem saja, tidak tahu di mana surat rekomendasi itu berada.

“Tapi sampai hari ini semua orang bertanya, ‘mana sih suratnya, mana suratnya?’ Gue sebagai orang Nasdem saja belum tahu. Karena bukan di Bappilu gue ya. Jadi semua sangat dinamis,” katanya.

Sahroni lantas mengibaratkan sebuah rekomendasi seperti jaket yang ada retsletingnya.

Terkadang, kata dia, retsleting itu bisa dipakai, tapi terkadang dibiarkan dilepas begitu saja.

“Gunanya (rekomendasi) adalah itu cuma sebagai simbol. Tapi pendaftaran itu adalah puncak di mana mereka dengan rekomendasi yang ada itulah hasilnya,” tegas Sahroni.

Sementara itu, Sahroni menekankan yang memutuskan seseorang maju atau tidak dari Nasdem hanyalah Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.

Sahroni kembali mengingatkan betapa dinamisnya proses politik.

“Mau lanjut tetap sampai pendaftaran, atau ada yang ganti. Atau ada proses yang lain. Tapi yang pasti, teman-teman harus sadari bahwa ini proses dinamika politik sangat dinamis,” katanya.

“Dan mudah-mudahan kalau sampai ujung sampai daftar ya berarti dia menjadi calon kepala daerah di tempatnya. Yes (termasuk Jakarta),” imbuh Sahroni.

Sebelumnya,  Sahroni sebenarnya telah mengingatkan politik bersifat dinamis.

Sehingga, meskipun partai telah mengeluarkan rekomendasi kepada sosok untuk diusung di pilkada, masih ada potensi untuk berubah.

Dalam hal ini, Nasdem telah mengusung Anies Baswedan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Nasdem melarang Anies menunjuk kader Nasdem sebagai wagubnya.

“Kan politik itu sangat dinamis ya. Kan bukan berarti pada putusan-putusan final terkait dengan rekomendasi misalnya, itu bisa saja berubah. Tapi kita enggak tahu proses dinamika politik yang akan berjalan selanjutnya,” ujar Sahroni di Nasdem Tower, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

“Tapi disampaikan kemarin oleh Pak Hermawi Taslim untuk (Nasdem) mengusung Pak Anies Baswedan. Tapi kan ini masih berproses sampai titik darah penghabisan pada saat pendaftaran,” sambungnya.

Hasil Survei 

Hasil survei terbaru merekam tingkat elektabilitas bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Sebagaimana diketahui, Pilkada Jakarta 2024 menjadi salah satu sorotan, di antara sejumlah daerah lainnya yang melaksanakan Pilkada tahun ini.

Terdapat setidaknya enam lembaga survei yang melakukan jajak pendapat mengenai kandidat calon gubernur maupun wakil gubernur untuk Pilkada Jakarta 2024.

Sebagai petahana, Anies Baswedan diunggulkan bisa kembali menjabat sebagai gubernur Jakarta.

Namun, melihat kandidat lainnya, langkah Anies Baswedan menuju kursi Jakarta 1 tidak akan mudah.

Kendati demikian, jika melihat hasil survei yang ada, bukan tidak mungkin Anies Baswedan bisa menang satu putaran.

Berikut perbandingan hasil perhitungan suara dari sejumlah lembaga survei pada Pilkada Jakarta 2024.

1. CER Indonesia

Hasil survei CER Indonesia, menyebutkan elektabilitas Anies Baswedan tertinggi mengungguli nama-nama potensial lainnya seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, maupun anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.

Dalam survei tersebut, nama Anies Baswedan unggul dari beberapa nama kandidat yang disebut akan menjadi kompetitor dalam Pilkada Jakarta 2024.

Direktur CER Indonesia Suryadi Sulthan menjelaskan, pada simulasi elektabilitas 10 nama, Anies Baswedan memimpin.

  • Anies Baswedan 46,4 persen
  • Basuki T Purnama 25,3 persen
  • Ridwan Kamil 16,8 persen
  • Kaesang 3,6 persen
  • Sandiaga Uno 1,9 persen
  • Ahmad Sahroni 1,2 persen
  • Andika Perkasa 0,8 persen
  • Tri Rismaharini 0,2 persen
  • Sudirman Said 0,2 persen
  • Heru Budi Hartono 0,2 persen

Berikut hasil simulasi empat kandidat:
Anies 54.3 persen
Ahok 27,1 persen
Ridwan Kamil 19,0 persen
Kaesang 3,5 persen

“CER juga melakukan simulasi 4 kandidat lainnya, dengan memasukkan Mantan KSAD Andika Perkasa untuk menggantikan Basuki Tjahaja Purnama, dimana Anies Baswedan tetap unggul dengan perolehan suara lebih dari 50 persen, disusul oleh Ridwan Kamil dengan 33,7 Persen, Kaesang dengan 7,8 persen dan Andika Perkasa dengan 4,1 persen,” kata Suryadi dalam keterangan yang diterima, Rabu (24/7/2024).

Sementara simulasi 3 pasangan Calon juga memperlihatkan hal yang serupa

Anies Baswedan 56,3 persen
Ridwan Kamil 38,4 persen
Andika Perkasa 5,3 persen

Dalam simulasi head to head dua pasangan, Anies Baswedan juga unggul saat dihadapkan dengan kandidat lain seperti Basuki Tjahaya Purnama, Ridwan Kamil, Andika Perkasa dan Kaesang.

Anies unggul melawan Basuki Tjahaja Purnama, dengan perolehan Anies 61,2 persen dan Basuki Tjahaja Purnama 38,8 persen, lalu melawan Ridwan Kamil, Anies juga unggul sebesar 58,4 persen dan RK 41,6 persen.

Saat dihadapkan dengan Andika Perkasa Anies makin jauh memimpin hasil survei, karena unggul 74,7 persen dan Andika yang hanya memperoleh 25,3 persen.

Sedangkan melawan Kaesang, Anies juga unggul 70,9 persen dan Kaesang yang hanya memperoleh 28,6 persen.

Untuk diketahui, survei yang dilakukan CER ini menggunakan metode stratified random sampling dan metode wawancara tatap muka selama periode 20 Juni hingga 30 Juni 2024.

Sebanyak 1.215 responden yang dipilih tersebar di seluruh kecamatan di DKI Jakarta, dengan margin of error sebesar 5 persen.

2. Litbang Kompas

Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei elektabilitas nama-nama bakal Cagub untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Adapun perhitungan dilakukan pada 15 hingga 20 Juni 2024.

Berikut elektabilitas calon gubernur berdasarkan perhitungan atau survei Litbang Kompas.

  • Anies Baswedan: 29.8 persen
  • Basuki Tjahaja Purnama: 20 persen
  • Ridwan Kamil: 8,5 persen
  • Erick Thohir: 2,3 persen
  • Sri Mulyani: 1,3 persen
  • Kaesang Pangarep: 1 persen
  • Tri Rismaharini: 1 persen
  • Andika Perkasa: 1 persen
  • Heru Budi Hartono: 1 persen
  • Nama lainnya: 4,3 persen

Berdasarkan survei Litbang Kompas, sebanyak 30 persen responden memberikan jawaban tidak tahu.

Sehingga peluang peningkatan suara masih sangat terbuka.

3. PatraData

PatraData Lembaga Riset dan Konsultan Politik Berbasis Teknologi big data merilis hasil simulasi Pilkada Jakarta 2024.

Data yang dipublikasikan pada 25 Juni 2024 lalu ini menunjukkan adanya persaingan ketat antara dua kandidat kuat, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.

Anies diprediksi menguasai suara di 17.800 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Sementara Ridwan Kamil berpotensi memperoleh suara unggul di 13.664 TPS.

Simulasi perolehan suara berbasis TPS ini dilakukan menggunakan teknologi algoritma machine learning dan big data analytics.

Adapun metode pemetaan politik oleh PatraData ini untuk memprediksi preferensi pemilih berdasarkan pada data historis Pilkada dan Pemilu 10 tahun terkahir.

Selain itu, PatraData juga memanfaatkan teknologi pemetaan geospasial untuk memahami distribusi dukungan di berbagai wilayah Jakarta.

4. Katadata Insight Center (KIC)

Katadata Insight Center (KIC) pada 6 Juni 2024 merilis hasil survei tentang figur pada Pilkada Jakarta 2024.

Hasilnya, tingkat keterpilihan dua mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan masih cukup tinggi.

Diketahui, katadata Insight Center mengadakan survei melalui online melalui data collection survey yang dilakukan pada 3-9 Mei 2025.

Adapun jumlah responden sebanyak 7.864 responden dan tingkat kepercayaan 95,0 persen dan MoE (Margin of Error) +/- 1 persen.

Sampel responden tersebar di delapan provinsi, yakni Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara.

Berikut hasil simulasinya:

Basuki Tjahaja Purnama 33,2 persen
Anies Rasyid Baswedan 25,4 persen
Ridwan Kamil 20 persen

5. Arus Survei Indonesia (ASI)

Selanjutnya, Arus Survei Indonesia (ASI) melakukan survei terhadap 400 responden.

Metodenya menggunakan wawancara tatap muka dan penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling.

Sementara proses pengambilan data dilakukan pada 23-29 April 2024 terhadap 400 responden.

Berikut hasil simulasinya:

Ridwan Kamil 30,5 persen
Anies Baswedan 29 persen
Heru Budi Hartono 7 persen

6. Survei Proximity Indonesia

Selanjutnya, dalam perhitungan suara atau simulasi yang dilakukan lembaga Proximity Indonesia pada 16 sampai 25 Mei 2024 menempatkan Anies Baswedan di posisi utama.

Bahkan, elektabilitas Anies mengungguli Ridwan Kamil dan Ahok terkait elektabilitasnya.

Survei ini dilakukan kepada seluruh warga Jakarta yang mempunyai hak pilih dalam Pilgub Jakarta 2024, yakni mereka yang telah berumur 17 tahun ke atas dan yang sudah menikah.

Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka langsung terhadap 800 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat dengan tingkat kesalahan

kurang lebih 3,64 dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut hasil simulasinya:

Anies Baswedan 18,5 persen
Basuki Tjahaja Purnama 14 persen
Ridwan Kamil 12,5 persen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *