Kultum 515: Dahsyat dan Mahalnya Kenikmatan Surga

Mahalnya Kenikmatan Surga
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Salah satu dari sekian banyak kenikmatan surga yang TAK TERBATAS itu digambarkan dengan berupa “KESIBUKAN” para penghuni surga, sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman sebagai berikut,

اِنَّ اَصۡحٰبَ الۡجَـنَّةِ الۡيَوۡمَ فِىۡ

شُغُلٍ فٰكِهُوۡنَ‌ۚ

Artinya:

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan mereka (QS. Yasin, ayat 55).

Menurut Al-Hasan Al-Bashri, yang dimaksud penghuni surga dalam keadaan sibuk itu adalah, “Mereka sibuk menikmati kenikmatan yang ada di surga, sedangkan penduduk neraka sibuk dengan azab di neraka”. Menurut Ibnu Kisan, bahwa yang dimaksud adalah di surga mereka sibuk berziarah (berkunjung) satu dan lainnya (lihat: Tafsir AlBaghawi, 23: 644). Dalam urusan ranjang saja, kenikmatan surga sudah begitu menakjubkan, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut,

قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ نَصِلُ

إِلَى نِسَائِنَا فِي الْجَنَّةِ ؟ فَقَالَ :

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَصِلُ فِي الْيَوْمِ إِلَى

مِائَةِ عَذْرَاءَ

Artinya:

Ada yang bertanya pada Nabi (Shallallahu ‘alaihi wasallam), “Wahai Rasulullah, apakah kita akan berhubungan dengan bidadari-bidadari kita di surga?” Maka Nabi saw menjawab, “Seseorang di surga mampu berhubungan dengan 100 bidadari dalam sehari” (HR. Abu Nu’aim dalam Shifat Al-Jannah, 1: 169; Al-Bazzar dalam musnadnya, 3525; Ath-Thabrani dalam Ash-Shogir: 2/12).

Berdasarkan hadits tersebut, bisa dipahami betapa luar biasanya kenikmatan surga itu, sehingga wajar jika Allah Subhanahu wata’ala menyatakan bahwa surga adalah barang ‘mahal’. Dengan demikian, untuk mendapatkannya membutuhkan keseriusan dalam segala hal,mulai dari niat, ilmu, amal, hingga ihtiar atau usaha setiap hari tanpa mengenal rasa lelah dan capek. Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ

الْمَنْزِلَ أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ غَالِيَةٌ

أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللَّهِ الْجَنَّةُ

Artinya:

Barangsiapa yang takut, maka hendaknya dia berjalan di awal malam, dan barangsiapa yang berjalan di awal malam maka dia akan sampai kepada yang diinginkan, ingatlah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal dan ketauhilah bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah adalah surga (HR. Tirmidzi).

Dari hadits tersebut bisa kita pahami bahwa untuk sampai kepada tujuan, ada siasat tertentu yang bisa dijalankan. Dan siasat itu tentunya berupa tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Bagi kita yang penting adalah sampai ke tujuan tersebut. Nah, untuk sampai maka petunjuka Allah dan Rasul-Nya harus kita ikuti.

Adapun untuk barang mahal berupa surga, tentu harga yang harus dibayarkannya juga mahal. Surga tidak akan diobral sedemikian rupa dan diberikan kepada semua orang tanpa ada usaha untuk mendapatkannya. Meskipun seorang muslim menyakini bahwa seorang bisa masuk surga bukan karena prestasi amalnya tapi karena adanya rahmat dari Allah Subhanahu wata’ala. Diriwayatakan oleh Abu Huraiarah,

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ

يَقُولُ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ .

قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لاَ ،

وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ

بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ

Artinya:

Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga”. “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?”, tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sementara itu, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ

عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ

ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ

وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Artinya:

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar (QS. Al Hadiid, ayat 21).

Di dalam ayat tersebut terdapat frasa-frasa “karunia Allah” dan “siapa yang dikehendaki”. Dua frasa ini jelas menunjukkan bahwa masuk surga adalah karena karunia dan kehendak Allah Azza wa Jalla. Adapun jika seseorang masuk surga karena amalannya, amal itu adalah karunia Allah dan orang itu dikehendaki Allah. Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *