Hikmah Pagi: Pengaturan Allah SWT

Pengaturan Allah SWT

Hajinews.co.id – Ketahuilah bahwa seluruh kegiatan di dunia dan akhirat ini telah diatur oleh-Nya, sebelum manusia lahir di dunia ( tepatnya masih berada dalam rahim dan tidak tahu apa-apa dan akal belum sempurna ) dan sebelum menentukan aturannya sendiri. Menurut Ibnu Atha’illah as-Sakandari berkata, “Sebagaimana Dia ada sebagai Pengatur bagi manusia sebelum kehadiran manusia dan sama sekali tidak ada peran manusia dalam ikut mengatur urusan-Nya sesudah kehadiran manusia.” Oleh karena itu, Allah SWT. berkuasa untuk mengatur segala sesuatu sebab semua itu sudah ada dalam pengetahuan-Nya.

Allah SWT. telah mengatur diri manusia di setiap langkah dan setiap detik kehidupan. Tatkala di alam ruh, manusia memberikan pengakuan saat bahwa Allah SWT. sebagai Tuhan kami. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah al-A’raf ayat 172 yang terjemahannya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Makna ayat di atas adalah : Membicarakan tentang kisah Nabi Musa dan Bani Israil dengan mengingatkan mereka tentang perjanjian yang bersifat khusus, di sini Allah SWT. menjelaskan perjanjian yang bersifat umum, untuk Bani Israil dan manusia secara keseluruhan, yaitu dalam bentuk penghambaan. Allah SWT. berfirman, “Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi, yakni tulang belakang anak cucu Adam, keturunan mereka yang melahirkan generasi-generasi selanjutnya. Dan kemudian Dia memberi mereka bukti-bukti ketuhanan melalui alam raya, ciptaan-Nya sehingga dengan adanya bukti-bukti itu secara fitrah akal dan hati nurani mereka mengetahui dan mengakui kemahaesaan Tuhan. Karena begitu banyak dan jelasnya bukti-bukti keesaan Tuhan di alam raya ini, seakan-akan Allah SWT. mengambil kesaksian terhadap ruh mereka seraya berfirman, “Bukankah Aku ini Tuhan Pemelihara-mu dan sudah berbuat baik kepadamu?”

Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami, kami bersaksi bahwa Engkau Maha Esa.” Dengan demikian, pengetahuan mereka akan bukti-bukti tersebut menjadi suatu bentuk penegasan dan, dalam waktu yang sama, pengakuan akan kemahaesaan Tuhan. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari Kiamat kamu tidak lagi beralasan dengan mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini, tidak tahu apa-apa mengenai keesaan Tuhan.”

Ingatlah bahwa Dia telah mengatur urusan manusia sebaik-baiknya pengaturan pada hari ditetapkannya takdir.

Jadi manusia sebagai hamba-Nya tidaklah pantas ikut cawe-cawe dalam pengaturan yang ditetapkan-Nya. Dikisahkan seseorang muda yang dibimbing dan dibina oleh seseorang senior yang berkedudukan. Pada kurun waktu tertentu orang muda ini sudah memperoleh posisi sebagai anggota direksi di perusahaan ia meniti karier. Tatkala bertemu dengan pembimbingnya dan ia berkata, “Saya berterima kasih telah dibimbing, karena Bapak saya diberi amanah sebagai direktur.” Ini sepertinya normal saja, namun keliru karena seakan Bapak pembimbinglah yang menjadikan ia direktur. Jabatan apa pun itu merupakan amanah dari Yang Kuasa bukan dari seseorang. Bapak pembimbing adalah wasilah untuk menuntun jalannya anak muda tersebut. Sebagai pembimbing janganlah bersikap pongah seperti berkata dalam hati, ” Kalau bukan karena saya, engkau belum tentu jadi “orang” (maksudnya orang yang berkedudukan ).

Dalam waktu tiga sampai empat bulan ke depan, negeri ini akan berpesta demokrasi dengan kegiatan pilkada serentak. Tentu para calon kepala daerah dan teamnya termasuk para pembimbingnya sibuk berstrategi untuk memenangkannya. Untuk bisa menang kadang langkah melemahkan pesaing akan terjadi. Pelemahan pesaing yang sering terjadi adalah “membunuh karakternya.” Hal ini biasa, namun ada yang menarik dan cantik dalam strategi yaitu disundul ke atas. Sehingga yang dilemahkan tidak tersakiti dan ia merasa senang. Kalau kalangan etnis jawa sering disebut sebagai “dipangku”. Ingatlah bahwa semua strategi apa pun yang dijalankan belum tentu hasilnya seperti yang dikehendaki, sebab hasil akhir merupakan milik Allah SWT.

Tatkala manusia lahir ke alam dunia, ia akan menerima karunia dan keadilan-Nya agar bisa mengenali-Nya. Allah SWT. akan memberikan karunia dan anugerah dan adakalanya berwujud keadilan atas sesuatu. Barang siapa menerima kemurahan-Nya, maka itu terjadi berkat karunia-Nya. Dan barang siapa disiksa di dunia atau akhirat, maka itu terjadi karena keadilan-Nya.

Ingatlah ketika orang tuamu sibuk memenuhi kebutuhan hidupmu dengan memberikan kasih sayang. Sikap tersebut merupakan rahmat yang dikirim Allah SWT. kepada hamba-Nya dalam bentuk ayah dan ibu untuk mengenalkan cinta-Nya. Rahmat dari-Nya terbagi dalam seratus bagian. Satu bagian dijadikan di dunia dan sembilan puluh sembilan bagian diperuntukkan di akhirat. Oleh sebab itu, sebagai hamba-Nya janganlah ikutan mengatur, taatilah dan jadilah hamba yang bertakwa.

Ya Allah, perlakukanlah kami dengan karunia-Mu jangan keadilan-Mu, dengan kemurahan hati-Mu bukan hitungan timbangan-Mu.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *