Pengamat: Bu Mega, Apakah Masih Mau Usung Ahok? Ingat, akan Ada Implikasinya

Hajinews.co.id — Pengamat Politik Ujang Komarudin mempertanyakan sikap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam menghadapi Pilgub DKI Jakarta 2024 ini. Ia bahkan secara spesifik menanyakan ke Bu Mega, apakah akan mengusung Ahok dalam pesta demokrasi tersebut.

Yang jadi pertanyaan, adalah apakah PDIP mau mencalonkan Ahok? Sebab sampai sekarang PDIP masih ragu-ragu mengambil Keputusan tentang itu. Apalagi elektabilitas Anies Baswedan dan Ahok terpaut cukup jauh.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

PDIP tentu tak asal mencalonkan Ahok di Pilkada Jakarta dan akhirnya kalah dari Anies Baswedan. Pasalnya, jika itu yang terjadi maka akan sangat memalukan.

Yang jadi soal, adalah jika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kembali mengusung Ahok sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta, maka kerawanan sosial akan mudah terjadi.

Menurut Ujang, rematch Anies vs Ahok berpeluang kecil terjadi lantaran selisih elektabilitas keduanya yang cukup jauh.

“Terbuka, tapi kecil. Kedua-duanya memang memiliki elektabilitas tapi agak jauh antara Ahok dengan Anies,” ucap Ujang, Selasa.

Yang jadi soal, adalah jika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri kembali mengusung Ahok sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta, maka kerawanan sosial akan mudah terjadi.

Menurut Ujang, rematch Anies vs Ahok berpeluang kecil terjadi lantaran selisih elektabilitas keduanya yang cukup jauh.

“Terbuka, tapi kecil. Kedua-duanya memang memiliki elektabilitas tapi agak jauh antara Ahok dengan Anies,” ucap Ujang, Selasa.

Selain itu, Ujang juga mempertanyakan kesediaan PDIP mengusung Ahok.

Menurutnya, keterlibatan Ahok dalam Pilkada akan kembali memunculkan isu sara hingga politik identitas, seperti pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

“Yang kedua, apakah Ibu Megawati mau mendorong Pak Ahok? Akan ada implikasi yang lain, saya tidak ingin mendorong politik identitas. Tapi, akan muncul politik sara, politik identitas saat Ahok muncul,” jelas dia.

Dalam kesempatan itu, Ujang turut mengungkit status Ahok sebagai mantan narapidana.

Adapun Ahok sempat mendekam di tahanan terkait kasus penistaan agama.

Ia mendekam di Mako Brimob sejak 9 Mei 2017 hingga 24 Januari 2019.

Jejak kelam tersebut, kata dia, bisa menjadi catatan negatif bagi Ahok.

“Yang ketiga, saya tidak mau memberikan penilaian negatif tapi kita harus objektif bahwa Pak Ahok pernah dipidana karena kasus penistaan agama,” ungkapnya.

“Yang ketiga, saya tidak mau memberikan penilaian negatif tapi kita harus objektif bahwa Pak Ahok pernah dipidana karena kasus penistaan agama,” ungkapnya.

“Ini akan menjadi catatan, hal negatif yang dimiliki Pak Ahok,” imbuhnya.

Menurut Ujang, apabila ingin mencalonkan Ahok, PDIP harus membersihkan catatan kelam eks Komisaris PT Pertamina itu.

“Jadi kalau mau didorong PDIP harus dibersihkan, harus di tipe x agar tidak ada jejak itu,” ujarnya.

“Karena selama jejak itu ada, akan menjadi sesuatu negatif bagi Pak Ahok,” lanjutnya.

Apa Kata Ahok?

Sebelumnya, Ahok sempat mengutarakan pada Pilkada Jakarta 2024 akan lebih menarik untuk rematch dengan Anies.

Kendati demikian, Ahok mengatakan peluang rematch tersebut cukup sulit untuk terwujud.

Mengingat saat ini, PDIP tidak dapat mengusung calon gubernur (cagub) Jakarta tanpa berkoalisi dengan partai lain.

Hal itu diungkap Ahok dalam acara ROSI Kompas TV, Kamis 18 Juli 2024.

Adapun Ahok dan Anies sempat berebut kursi gubernur Jakarta pada 2017 lalu. Saat itu, Ahok kalah dari Anies.

Bahkan sempat terjadi perpecahan antara pendukung Ahok dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Hal itu diungkap Ahok dalam acara ROSI Kompas TV, Kamis 18 Juli 2024.

Adapun Ahok dan Anies sempat berebut kursi gubernur Jakarta pada 2017 lalu. Saat itu, Ahok kalah dari Anies.

Bahkan sempat terjadi perpecahan antara pendukung Ahok dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

“Justru kalau bisa, bisa rematch dengan Pak Anies lebih menarik supaya mengukur sampai di mana bangsa ini setelah naik levelnya menuju Bhineka Tunggal Ika,” ujar Ahok.

Eks Komisaris Utama PT Pertamina itu meyakini, perpecahan serupa tidak akan kembali terjadi apabila dirinya melawan Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Ahok menilai, masyarakat saat ini sudah berubah dan berpikiran lebih maju.

“Maksud saya kalau Anda mengatakan bahwa ini takut ribut. Kalau takut ribut paling cocok ya rematch dong, untuk mengukut supaya apel dengan buah apel bandingnya,” kata Ahok.

 

Respons Anies

Sementara itu, Anies memilih tak memikirkan siapa calon lawannya jika di Pilkada Jakarta kali ini.

Ia tak menjawab secara gamblang bagaiamana peluang ini jika terwujud.

Baginya, proses pemilihan kepala daerah tentang warga Jakarta bukan siapa yang berada di panggung politik.

“Proses pilkada ini adalah tentang warga Jakarta, bukan tentang siapa yang berada di panggung. Ini yang harus jadi perhatian kita,” ujar Anies usai Perayaan Milad ke-7 Organisasi Masyarakat (Ormas) Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar), Jakarta Pusat, Sabtu 20 Juli 2024.

Anies mengatakan, saat ini warga Jakarta sangat diberatkan dengan kondisi perekonomian dunia.

Begitu juga dengan kondisi ekonomi nasional yang tengah menghadapi tantangan besar.

“Kami merasakan warung-warung, ojek, kemudian pedagang kaki lima, toko-toko, baik yang toko online, yang toko offline semua sedang membutuhkan perhatian soal kebijakan perekonomian di sini. Itu yang jadi fokus,” tuturnya.

Ia pun mengaku bertekad untuk mengembalikan Jakarta yang aman dan damai.

“Kita akan pastikan, kembalikan semua manfaat-manfaat yang sempat terpotong.”

Karena apa, karena harus bisa memberikan manfaat pada masyarakat yang ada di sini,” kata Anies.

Sumber: Tribunnews

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *