Hikmah Pagi: Anak Yatim Golongan Yang Istimewa dalam Hadits Rasulullah SAW

Anak Yatim Golongan Yang Istimewa
Anak Yatim Golongan Yang Istimewa

Hajinews.co.idAnak yatim menempati posisi istimewa dalam ajaran Islam. Beberapa kata tentang anak yatim disebutkan baik dalam Al-Qur’an maupun dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

Anak yang tidak mempunyai ayah disebut anak yatim. Mereka adalah anak-anak yang kurang memiliki kebahagiaan karena tidak bisa merasakan kebahagiaan bersama orang tua yang lengkap. Namun dalam ajaran Islam, anak yatim merupakan kelompok yang istimewa.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Anak yatim piatu adalah anak-anak yang ditinggal oleh ayahnya ketika mereka masih belum dewasa atau masih relatif muda. Ketika anak itu sudah besar, ia tidak lagi disebut yatim.

Dalam Al-Qur’an kata yatim disebutkan sebanyak 23 kali. Allah SWT dalam firman-Nya menyampaikan bahwa anak yatim adalah orang-orang yang harus dipelihara, dikasihi dan diperhatikan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 220, Allah SWT berfirman,

فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Rasulullah SAW Adalah Seorang Yatim

Mengutip buku Kasih Islam untuk Yatim yang ditulis H. Brilly El-Rasheed, S.Pd. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW lahir sebagai seorang yatim. Beliau lahir pada tahun Gajah.

Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dunia ketika Nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan.

Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dunia saat usia kandungan istrinya, Aminah, baru berusia dua bulan. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW terlahir sebagai yatim.

Amjad Rasyid dalam bukunya yang berjudul Syarah Safinatun Naja: Ringkasan Akidah, Sirah Nabawiyah, Ibadah dalam Madzhab Asy-Syafi’i menjelaskan ibunda Nabi Muhammad SAW, Aminah binti Wahab meninggal dunia saat beliau berusia enam tahun. Ada yang mengatakan empat tahun.

Semenjak ibundanya meninggal dunia, Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu. Beliau kemudian dirawat oleh sang kakek Abdul Muthalib.

Hadits Rasulullah SAW Tentang Anak Yatim

Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat peduli terhadap anak yatim. Beliau mengalami sendiri bagaimana rasanya menjalani hidup sebagai seorang yatim piatu sejak usianya masih sangat kecil.

Dalam haditsnya, beliau banyak memuji kafilul yatim yakni penyantun, pemelihara, pendidik dan donatur bagi anak yatim. Menyantuni anak yatim termasuk perintah dan kewajiban bagi setiap muslim.

Kewajiban menjaga dan menyantuni anak yatim dijelaskan sebagaimana hadits Rasulullah SAW,

“Barangsiapa yang mengurus anak yatim milik orang muslim, dalam makanan dan minumannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kemudian dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga menegaskan keutamaan dan balasan bagi muslim yang menjaga anak yatim

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” kemudian beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta agak merenggangkan keduanya. (HR Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa menjaga anak yatim akan berbalas surga dan sekaligus mendapatkan tempat terdekat dengan Rasulullah SAW. Masyaallah.

Berikut beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan bagi orang yang menjaga dan menyantuni yatim:

  1. Berbuat Baik Kepada Yatim

Melansir laman Baznas, sebuah hadits menjelaskan tentang anjuran berbuat baik kepada yatim. Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka baginya setiap helai rambut yang diusapnya itu ada kebaikan. Dan siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang berada di sisinya, maka aku dan dia di surga seperti ini,” Rasulullah SAW menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkannya sedikit. (HR. Ahmad)

  1. Pahala bagi Orang yang Menjaga Yatim

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memberi makan dan minum anak yatim hingga merasa cukup, maka dia dijauhkan dari neraka sejauh jarak perjalanan tujuh puluh tahun.” (HR. Thabrani)

Hadits ini menegaskan bahwa menyantuni anak yatim akan menjaga dari keburukan dan dijauhkan dari api neraka.

  1. Selamat dari Siksa Kiamat

Khalilurrahman Al Mahfani dalam bukunya yang berjudul Dahyatnya Doa Anak Yatim disebutkan hadits yang menerangkan bahwa orang yang mengasuh anak yatim akan selamat dari hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman, “Demi yang mengutusku dengan Hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya.” (HR Thabrani)

  1. Menjadi Rumah Terbaik

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk.” (HR Ibnu Majah)

  1. Pahala Jariyah

Rasulullah SAW bersabda, “Jika manusia mati, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim)

Memelihara dan menyantuni anak yatim merupakan salah satu bentuk ibadah sosial dalam rangka amar makruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang berbuat maksiat).

Deretan hadits ini menegaskan bahwa Islam sangat menganjurkan untuk melindungi dan menyayangi anak yatim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *