Hikmah Malam: Bahaya Fitnah Dalam Islam, Ada Hukumannya Baik di Dunia Maupun di Akhirat

Bahaya Fitnah Dalam Islam

Hajinews.co.id – Fitnah merupakan dosa besar dalam Islam. Faktanya, dosa fitnah lebih kejam dari pembunuhan.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 191:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَخْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَالْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِۚ فَاِنْ قٰتَلُوْكُمْ فَاقْتُلُوْهُمْۗ كَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: “Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.”

Pengertian Fitnah dalam Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan seseorang (seperti menodai nama baik dan merugikan kehormatan orang).

Diterangkan dalam buku Akidah Akhlak oleh Toto Edidarmo dkk, fitnah juga dimaknai tuduhan tanpa bukti. Dalam bahasa Arab, fitnah adalah segala macam ujian. Al-Qur’an mengartikan fitnah sebagai permusuhan terhadap agama, seperti syirik, kekufuran dan kezaliman.

Fitnah dalam arti tuduhan tanpa bukti banyak macamnya, seperti menyebarkan aib, bersumpah palsu, menggunjing dan mengadu domba. Fitnah merupakan perilaku tercela yang sangat buruk dan dilarang oleh agama.

Azab bagi Pelaku Fitnah

Mengutip dari buku Astagfirullah Pedihnya Siksa Kubur atas Kaum Wanita karya Mohamad As’adi bin Tawi, dikatakan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk memerangi penyebar fitnah. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 193,

وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.

Pelaku fitnah akan diganjar azab yang sangat pedih. Menurut buku Air Mata Kanjeng Nabi yang ditulis Atiqah Hamid, penjelasan tentang azab itu termaktub dalam surah An Nur ayat 19,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلْفَٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”

Menurut Tafsir Al-Azhar oleh Buya Hamka, surah An Nur ayat 19 tersebut menjelaskan muslim yang gemar menyebarkan kabar bohong atau fitnah bukanlah mukmin sejati. Azab yang akan diberikan kepada pelaku fitnah berlaku di dunia dan akhirat.

Di dunia, pelaku fitnah tidak akan dipercaya lagi. Bahkan jika sewaktu-waktu ia berkata benar. Sementara itu, azab di akhirat adalah siksaan di neraka Jahannam.

Allah SWT melaknat orang yang memfitnah orang lain. Sang Khalik juga menjanjikan azab yang besar bagi pelaku fitnah sebagaimana tercantum pada surah An Nur ayat 23,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرْمُونَ ٱلْمُحْصَنَٰتِ ٱلْغَٰفِلَٰتِ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ لُعِنُوا۟ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.”

Bahkan, dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA dikatakan Rasulullah SAW pernah berjalan melewati dua kuburan. Salah satu penghuni kuburan itu gemar melakukan fitnah semasa hidupnya, Nabi SAW lalu bersabda:

“Sesungguhnya dua orang ahli kubur itu disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar. Ya, benar. Sesungguhnya dosa itu amatlah besar. Salah seorang di antara keduanya ialah (mereka) yang berjalan di muka bumi dengan menyebarkan fitnah (mengumpat). Sementara yang lain tidak bertirai ketika kencing.” (HR Bukhari dan Muslim)

Naudzubillah min dzalik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *