Tifatul Sembiring Ternganga Ketum Partai Besar Diruntuhkan Kekuasaan, Said Didu: Saya Lebih Termangu PKS Jadi Pendukung Dinasti Jokowi

Tifatul Sembiring Ternganga Ketum Partai Besar Diruntuhkan Kekuasaan, Said Didu: Saya Lebih Termangu PKS Jadi Pendukung Dinasti Jokowi (foto istimewa)

Hajinews.co.id — Mundurnya Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, masih jadi sorotan banyak pihak. Pasalnya, pengunduran diri itu diduga berkaitan dengan intervensi kekuasaan.

Bahkan, banyak pula yang menduga bahwa Airlangga rela melepas jabatannya sebagai Ketum Golkar karena tersandera kasus.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Salah satu tokoh yang turut menyorot hal itu adalah petinggi PKS yang juga anggota DPR RI, Tifatul Sembiring. Dia mengaku termangu-mangu atau heran begitu mudahnya seorang ketua umum partai besar diruntuhkan kekuasaan.

“Saya masih ter-mangu2, kok begitu mudahnya seorang Ketum partai besar “diruntuhkan” dari singgasananya…🤔 Kata Ali bin Abi Thalib, “Siapa yg bersandar kepada kekuasaan, dia akan hancur”. *KalBaytilAnkabut,” tulis Tifatul Sembiring melalui akun pribadinya di X, @tifsembiring, dikutip Kamis (15/8/2024).

Menanggapi cuitan itu, mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, menyindir sikap PKS yang justru akan masuk lingkaran kekuasaan. Di mana diketahui di dalam kekuasaan yang baru ada anak Jokowi yang lolos dengan mengobok-obok aturan Pemilu hingga berujung pemberhentian pamannya, Anwar Usman, dari jabatan Ketua MK.

“Saya lebih termangu-mangu saat menyaksikan Partai Bapak menjadi pendukung dinasti Jokowi,” tulis Said Didu pada kolom komentar cuitan Tifatul Sembiring.

Untuk diketahui, pengunduran diri Airlangga yang tidak terduga dan janggal itu tentu memunculkan sejumlah spekulasi.

Koran Tempo memberitakan pada Senin (12 Agustus 2024), bahwa Airlangga terpaksa mundur diduga terkait dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah CPO dan turunannya yang mengguncang Kementerian Perdagangan periode 2021-2022.

Lebih dari tujuh pengurus Golkar yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa orang nomor satu Golkar itu menerima surat pemanggilan dari Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan pada Selasa (13 Agustus).

Adapun Airlangga sebelumnya telah diperiksa Kejagung dalam pengusutan kasus ini pada 24 Juli 2023.

Kasus rasuah ini telah menjebloskan lima orang terpidana ke penjara, yaitu di antaranya anggota tim asisten Menko Perekonomian, Lin Chen Wei, dan mantan Direktor Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indra Sari Wisnu Wardhana.

Posisi Airlangga juga semakin rawan setelah terus digoyang oleh manuver politik internal dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kedua politisi yang merupakan kader Golkar itu disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Airlangga.

Bahlil telah berupaya berkali-kali mencoba menggulingkan Airlangga melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Petinggi partai beringin, lanjut laporan Tempo, menduga manuver Bahlil dan Agus Gumiwang mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Airlangga bertemu empat mata dengan Jokowi di Istana Kepresidenan sehari sebelum mengundurkan diri.

Jokowi berpeluang menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar jika Bahlil menjadi Ketua Umum.

Dilansir dari Disway, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menyampaikan sejauh ini belum ada rencana untuk memanggil Airlangga dalam waktu dekat.

Harli juga membantah Kejagung telah menetapkan Airlangga sebagai tersangka.

sumber:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *