Bikin Merinding, Kisah Mualaf Sensei Sugimoto: Berawal Kata-Kata Alquran Ini

Kisah Mualaf Sensei Sugimoto
Sensei Sugimoto. Tangkapan layar Youtube Channel Daniel mananta

Hajinews.co.idKyoichiro Sugimoto berbicara tentang perjalanan spiritualnya yang menginspirasi. Pria yang sering disebut sebagai Sensei Sugimoto atau Ustadz Sugimoto ini telah lama berpindah agama dari agama Budha ke Islam. Kini ia juga menikah dengan Purwati, warga negara Indonesia.

Kisah masuk Islamnya dialami warga Jepang ini saat tampil sebagai bintang tamu di channel YouTube Daniel Mananta. Sugimoto sendiri menjadi bahan perdebatan publik setelah menerjemahkan Alquran dari bahasa Arab ke bahasa Jepang.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Sensei Sugimoto mengungkapkan bahwa keluarganya berasal dari agama Budha. Perkenalannya dengan Islam dimulai saat ia berteman dengan seorang pelajar Muslim asal Bangladesh.

“Saya aslinya berasal dari kota Seko, Distrik Gifu. Saya lahir di dalam keluarga Jepang yang normal. Keluarga kami beragama Buddha. Tapi hanya di nama saja, biasanya begitu,” cerita Sensi Sugimoto, Selasa (13/8/2024).

“Namun ketika saya kuliah usia 19 tahun ketika itu, saya bertemu dengan seorang mahasiswa muslim dari Bangladesh. Bagi saya itu pertama kalinya (melihat orang Muslim) di Jepang. Lalu kami bersahabat,” lanjutnya.

Hidup Sensei Sugimoto berubah saat sang sahabat mengundangnya ke Bangladesh. Di sana, ia langsung mengalami culture shock, tetapi juga dipenuhi dengan rasa kagum. Pasalnya, masyarakat Bangladesh begitu berbeda dengan Jepang.

“Kemudian dia mengundang saya berkunjung ke kota tempat dia tinggal di Bangladesh. Hanya 1 minggu. Karena saya tertarik dengan budaya, maka saya datang berkunjung. Saat itu tahun 1996. Saya mengalami culture shock yang sangat besar. Ketika tiba, begitu banyak orang miskin di sana,” kenang Sensei Sugimoto.

“Tapi juga ada culture shock yang baik. Mereka sangat ramah. Keramahtamahan, nilai kekeluargaan mereka sangat kuat. Ikatan kekeluargaan mereka sangat kuat. Hal itu sudah nyaris hilang di Jepang. Terutama sejak tingkat populasi di Jepang menurun karena generasi muda tidak mau menikah. Tidak ingin punya anak, kan?” sambungnya.

Keramahan warga Bangladesh membuat Sensei Sugimoto mulai belajar tentang nilai-nilai Islam. Ia juga langsung jatuh hati begitu memulai membaca Al Quran saat kembali ke Jepang.

“Dan karena mereka muslim, saya bertanya-tanya mengapa mereka mempertahankan budaya ini. Karena mereka muslim, mungkin ini didasari pada nilai-nilai Islam. Setelah kembali ke Jepang, saya menemukan Al Quran dalam bahasa Jepang. Saat itu di tahun 1996 belum ada internet. Jadi saya ingin mencari informasi tentang Islam,” ceritanya.

“Jadi saya harus ke perpustakaan atau toko buku. Kemudian saya menemukan Al Quran terjemahan baru, seorang penerjemah lain yang menerjemahkannya. Jadi saya baru menemukannya dan mulai membaca. Begitu berbeda, begitu unik. Sebelumnya saya tidak pernah tertarik dengan buku religi apa pun. Tapi buku yang ini adalah sesuatu yang berbeda,” tambah Sensei Sugimoto.

Sejak itulah ia mulai jatuh hati dengan agama Islam dan mulai mempelajarinya. Apalagi setelah ia menemukan sebuah ayat dalam Al Quran yang begitu menjabah hatinya.

“Di awal surat ini, di surat kedua awal, disebutkan bahwa ‘ini adalah buku tanpa keraguan, kecurigaan atau kesalahan yang bisa diklaim manusia di dunia’,” pungkas Sensei Kyoichiro Sugimoto.

Sumber: suara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *