Kultum 529: Pilih Kenikmatan Dunia atau Surga

Kenikmatan Dunia atau Surga
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Saat ini dan sekarang ini, memang benar bahwa kenikmatan dunia adalah nyata, sekali lagi nyata. Sedangkan kenikmatan surga adalah baru berupa janji-janji saja. Namanya juga janji, tentu saja tidak terlihat karena tidak di depan mata.

Dengan begitu, manusia sangat mudah dipengaruhi oleh dunia yang dapat mereka lihat dan mereka peroleh secara instan. Dunia ini sangat menggiurkan. Sulit bagi manusia untuk melupakan sesuatu yang memang sudah ada di depan mata.

Lantas, seberapa sulitkah janji surga itu akan tercapai setelah kematian? Allah Subhanahu wata’ala membuat perbandingan antara kenikmatan duniawi dan kenikmatan surgawi. Meski dunia nyata di depan mata, Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa kenikmatan surga itu jauh lebih dari segala kenikmatan dunia ini.

Allah berfirman berulang kali serta panjang lebar mencela dunia ini. Sebaliknya Allah Subhanahu wata’ala memuji keutamaan akhirat, juga berulang kali dan juga panjang lebar, untuk mendorong manusia berjuang keras demi meggapai kenikmatan akhirat.

Allah Subhanahau wata’ala menyuruh kita mengabaikan dunia berupa kesenangan sesaat dan fana ini. Sebaliknya Allah menyatakan bahwa pahala dari Allah Subhanahu wata’ala jauh lebih nikmat, kekal dan abadi. Misalnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّٰتٌ

تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ

فِيهَا نُزُلًا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ

خَيْرٌ لِّلْأَبْرَارِ

Artinya:

Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti (QS. Ali ‘Imran, ayat 198).

Untuk sampai ke sana, Allah telah memperingatkan dan mewanti-wanti manusia agar jangan sampai mengarahkan mata ke arah dunia. Dunia yang di depan mata dan mempesona itu memang disediakan untuk ‘mereka’ sebagai cobaan. Bersamaan dengan itu Allah Subhanahu wata’ala juga mengingatkan kebali tentang karunia-Nya yang lebih baik dan lebih kekal. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ

أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا

لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

Artinya:

Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (QS. Thaha, ayat 131).

Dalam ayat tersebut Allah melarang kita walau hanya ‘mengarahkan pandangan mata’ kepada dunia. Sebab, jika mata manusia sudah terarah, maka akan sulit berpaling dari dunia ini. Allah bahkan mengumpamakan ‘kehidupan dunia’ ini sebagai ‘bunga kehidupan dunia’. Ya, namanya bunga, tentulah indah dan pasti sedap dipandang mata.

Semnetara manusia sering lupa bahwa yang namanya bunga itu selalu bersifat segera layu dan tidak lagi dibutuhkan. Bahkan, bau sedapnya pun akan segera hilang.

Kehidupan dunia ini juga diperindah dengan ‘kesenangan (yang datang) dari wanita’ dan ‘keturunan’, serta ‘timbunan emas dan perak’, dan ‘kuda bermerek’, dan ‘hewan ternak serta sawah ladang’. Itulah kenyamanan kehidupan dunia ini, sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ

وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ

ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ

وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ

ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Artinya:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak serta sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali (surga) yang baik (QS. Ali ‘Imran, ayat 14).

Di dalam ayat tersebut, Allah Subhanahau wata’ala memberitahukan bahwa dunia ini memang dihiasi dengan berbagai keinginan terhadap wanita, anak, emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah), ternak dan sawah ladang.

Namun di bagian akhir ayat tersebut, Allah Subhanahu wata’ala juga mewanti wanti bahwa itu semua hanyalah kesenangan kehidupan dunia yang, sekali lagi, hanya sementara. Dan di sisi Allah Subhanahu wata’ala ada tempat kembali yang kekal abadi berupa surga yang jauh lebih indah. Di bawahnya mengalir berbagai macam sungai minuman dan teman-teman yang suci dan mereka kekal di dalamnya (lihat: QS. Ali ‘Imran, ayat 15).

Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                  —ooOoo—

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *