Hikmah Malam : Salat Lima Waktu Jangan diremehkan Ya!

Salat

Hajinews.co.idSalat adalah tiang agama. Dikutip dari Tuntunan Salat Lengkap dan Benar tulisan Dra. Neni Nuraeni M.Ag mengatakan, secara bahasa salat adalah doa. Adapun menurut para ulama fiqh artinya perbuatan (gerakan) dan perkataan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dalam syarat tertentu.

Allah SWT memerintahkan untuk Salat secara langsung dalam Surat Al-Baqarah ayat 43:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ

Arab-Latin: Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka’ụ ma’ar-rāki’īn

Artinya: Dan dirikanlah Salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.

Salat lima waktu diperintahkan langsung pada Nabi Muhammad SAW. Melansir buku Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi yang ditulis Ustaz Syamsudin Noor S.Ag dalam keterangan Imam Abi Syuja’i disebutkan bahwa Salat lima waktu diwajibkan pada malam Isra Miraj.

Perintah Salat juga dijelaskan dalam hadits. Mengutip buku Fiqh Bersuci dan Salat Sesuai Tuntunan Nabi karya Abu Utsman Kharisman, berikut haditsnya:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْج النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ أَوَّلَ مَا افْتُرِضَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةُ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ إِلَّا الْمَغْرِبَ فَإِنَّهَا كَانَتْ ثَلَ ثُمَّ أَتَمَّ الله الظهرَ وَالْعَصْرَ وَالْعِشَاءَ الْآخِرَةَ أَرْبَعًا فِي الْحَضَرِ وَأَقَرَّ الصَّلَاةَ عَلَى فَرْضِهَا الْأَوَّلِ فِي السَّفَرِ

Artinya: “Dari Aisyah istri Nabi shollallahu alaihi wasallam beliau berkata: Pertama yang diwajibkan Salat kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adalah dua rakaat dua rakaat kecuali Maghrib yang 3 rakaat. Kemudian Allah sempurnakan (jumlah rakaat) Dzuhur, Ashar, dan Isya’ akhir 4 rakaat dalam kondisi hadir (tidak safar) dan ditetapkan Salat sebagaimana kewajibannya yang awal di waktu safar.” (HR Ahmad, dinyatakan sanadnya jayyid oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah as-Shahihah)

Jangan Remehkan Salat

Orang yang meremehkan Salat, padahal dia beriman dan yakin bahwa Allah itu Tuhannya, tentu akan rugi besar.

Dikatakan oleh Imam al Ghazali dalam buku Rahasia Kejaiban Ayat-ayat Seribu Dinar, Kerugian itu dirasakan di dunia dan di akhirat. Di dunia, misalnya jika ia mendapatkan kesulitan akan lebih banyak menemui jalan buntu lalu berputus asa. Rezekinya tidak barokah. Permasalahan demi permasalahan datang silih berganti. Penyakit tubuh maupun penyakit hati menggerogoti ketenangan hidupnya.

Jika ada yang berkata, “Ada orang yang tidak Salat tetapi kehidupannya kaya raya.”

Sesungguhnya orang itu tertipu oleh persepsinya sendiri. Kekayaan orang yang dimaksudkan dinilainya sebagai harta yang dapat menyenangkan hidup.

Padahal, dalam diri orang tersebut terdapat banyak penderitaan. Ia memang kaya tetapi menderita sakit. Jika tidak sakit fisik, ia menderita sakit hati. Sakit jiwa yang menyebabkan ia tertekan. Jika tidak sakit, ia mendapatkan banyak masalah. Jika tidak mendapatkan masalah, ia merasa terus-menerus dicekam kekhawatiran.

Padahal Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Maun ayat 5,

ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Arab-Latin: Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai dari Salatnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *