2 Amalan Doa Yang Dilakukan Para Nabi di saat Sulit

Amalan Doa Yang Dilakukan Para Nabi di saat Sulit
Berdoa

Hajinews.co.id – Dalam perjalanan hidup, setiap orang pasti melewati cobaan dan kesulitan. Entah cobaan itu berupa penyakit, kehilangan, atau cobaan lainnya. Dalam situasi seperti ini, orang cenderung mencari kekuatan dan hiburan.

Sumber kekuatan yang tiada habisnya yang dapat kita manfaatkan sebagai orang beriman adalah doa. Para Nabi, sebagai umat pilihan Allah Ta’ala, mengalami kesulitan dalam doa dan mereka mencontohkan kita untuk senantiasa berdoa kepada-Nya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Perintah untuk Berdoa kepada Allah SWT

Berdoa merupakan salah satu bentuk ibadah yang penting. Menurut buku Doa Ajaran Ilahi karya Anis Masykhur dan Jejen Musfah, berdoa adalah cara untuk menyerahkan masalah kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, saat berdoa, seseorang harus melakukannya dengan hati yang benar-benar hadir di hadapan Allah SWT, memahami dan merenungkan setiap kata yang diucapkan.

Selain itu, penting juga bagi orang yang berdoa untuk mengakui keadaan dirinya sebagai orang yang membutuhkan (faqir). Seperti yang disebutkan dalam surah Fatir ayat 15,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ١٥

Artinya: “Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Dikutip dari tafsir ringkas Kemenag, hanya Allah Tuhan yang patut disembah. Dia Maha Kuasa, pemilik langit dan bumi, sehingga itu manusia sudah pasti sangat memerlukan rahmat dan pertolongan-Nya. Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya, tidak memerlukan apa pun, lagi Maha Terpuji nama, sifat, dan perbuatan-Nya.

2 Doa Para Nabi saat Mendapat Kesulitan

  1. Doa Nabi Muhammad SAW

Rasulullah SAW sebagai sosok yang kita teladani juga mencontohkan kepada kita semua bahwa ketika mengalami kesulitan, sebaiknya kita bermunajat kepada-Nya. Dikutip dari buku Ampuhnya Mukjizat Doa dan Dzikir Para Nabi oleh Ustadz Ali Amrin al-Qurawy, berikut ini adalah doa ketika mengalami kesulitan:

اللَّهُمَّ لَا سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلًا.

Allaahumma laa sahla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlaa.

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan, kecuali yang Engkau jadikan mudah. Sedangkan, yang susah bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” (HR Ibnu Hibban)

Menurut Ibnu Sunni, Rasulullah SAW membaca doa ini apabila mendapat ujian dari Allah SWT dan memohon agar dimudahkan urusannya oleh Allah SWT.

  1. Doa Nabi Ayyub AS

Nabi Ayyub AS adalah salah seorang nabi yang diberikan cobaan bertubi-tubi oleh Allah SWT. Namun, cobaan yang datang terus-menerus tidak membuat keimanan Nabi Ayyub AS kepada Allah SWT berkurang sedikit pun.

Dalam menghadapi masa sulitnya, beliau senantiasa berdoa kepada Allah SWT., berikut ini adalah doa Nabi Ayyub AS saat mendapatkan kesulitan hidup.

رَبِّ أَنِّي مَسَّنِي الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Rabbi annî massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-rahimîn

Artinya: Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang (QS Al-Anbiya’: 83).

Nabi Ayyub AS dikenal sebagai Nabi yang menghadapi serangkaian cobaan berat yang berlangsung selama tujuh tahun, menurut riwayat Hasan dari Qatadah. Cobaan ini termasuk kehilangan anak-anak, kekayaan, dan terkena penyakit kulit yang menyebabkan ia diusir dari komunitasnya, dengan hanya istrinya yang tetap setia di sisinya.

Di tengah penderitaan ini, setan terus mencoba menggoda Nabi Ayyub AS. Pertama, dengan mengucilkan dia dari masyarakat. Kedua, menawarkan obat dari khamar yang dijanjikan dapat menyembuhkan penyakitnya. Ketiga, mencoba membujuk istrinya untuk meninggalkannya.

Meskipun menghadapi godaan ini, Nabi Ayyub ASterus berdoa dan memohon kesembuhan kepada Allah SWT, yang pada akhirnya memulihkan kesehatannya.

Mengapa Allah Memberikan Kesulitan?

Allah SWT dalam memberikan ujian kepada hamba-Nya tentu bukan tanpa alasan. Terdapat berbagai hikmah yang bisa kita ambil dari kesulitan hidup yang kita terima. Dikutip dari situs Kemenag dan buku berjudul Ambil Berkah dari Musibah oleh Affan Fajrul Falaq, berikut ini adalah alasan mengapa Allah memberikan kesulitan kepada hambanya:

  1. Menguji Kualitas Iman

Melalui kesulitan dan cobaan, Allah ingin menguji kualitas keimanan hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Ankabut ayat 2-3, yang artinya:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami Telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)

  1. Menguji Kesabaran

Alasan lainnya mengapa Allah memberikan kesulitan dalam hidup kita ini adalah untuk menguji kesabaran seseorang. Dalam menghadapi ujian, kita senantiasa mengucapkan kalimat istirja.

Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al Baqarah ayat 155-156, “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (Sesungguhnya kami adalah milik Allâh dan kepada-Nya-lah kami kembali.)”

  1. Allah SWT Menyiapkan Hadiah

Di balik ujian kesabaran dalam menghadapi cobaan ini, Allah SWT menjanjikan kepada hamba-Nya berupa hadiah bagi mereka yang taat dan sabar.

Salah satu ayat Al-Quran tentang hal ini tertulis dalam surah At Taubah ayat 111 yang artinya, “Sesungguhnya, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”

Selain itu, orang yang bersabar menghadapi musibah akan dibersihkan dari dosanya dan diberikan berbagai kebaikan. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW,

“Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka ia akan diuji (dicoba) dengan suatu musibah.” (HR. Bukhari)

  1. Menguji Kepedulian Umat

Terakhir, musibah juga akan datang kepada seseorang untuk menguji kepedulian umat kepada saudaranya yang sedang mengalami cobaan yang berat dalam hidupnya. Rasulullah SAW bersabda,

وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya: “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.”

Seorang muslim yang baik akan menolong saudaranya yang mengalami musibah. Bantuan ini bisa berupa harta maupun tenaga untuk meringankan bebannya. Jika kedua hal tersebut tidak memungkinkan, maka kita dapat mendoakan agar diberikan kesabaran dan ketabahan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *