5 Cara Berdagang Agar Sukses dan Berkah Menurut Islam

Berdagang Agar Sukses dan Berkah
Berdagang Agar Sukses dan Berkah

Hajinews.co.idDalam berbisnis, Islam memberikan tuntunan yang komprehensif untuk mencapai kesuksesan yang penuh berkah. Bisnis dalam Islam tidak hanya mengutamakan keuntungan, berdagang merupakan profesi yang dianggap ibadah yang mulia.

Lalu bagaimana cara berdagang yang baik sesuai ajaran Islam?

Bacaan Lainnya
banner 400x400

5 Cara Berdagang yang Baik dalam Islam

Berdagang dengan cara yang baik menurut Islam adalah berdagang yang mengikuti adab yang baik. Dirangkum dari Buku Pintar 50 Adab Islam oleh Arfiani, berikut ini adalah adab dalam jual beli sesuai ajaran Islam.

  1. Tidak Mengambil Untung Terlalu Banyak

Adab pertama dalam jualan yang baik adalah tidak mengambil keuntungan yang berlebihan. Islam memang menganjurkan umatnya untuk meraih keuntungan, tetapi tetap dalam batas yang wajar.

Penjual tidak boleh membuat pembeli merasa tertekan atau terpaksa membeli karena kebutuhan. Jika ini terjadi, penjual dianggap telah bertindak zalim terhadap pembeli.

Para ulama dan syariat mengingatkan sebaiknya penjual dalam jual beli memberikan kemudahan, kesantunan, dan kepuasan kepada pembeli. Meskipun keuntungannya sedikit, jika usaha tersebut membawa berkah, itu lebih diutamakan.

  1. Tidak Menjual Barang yang Bukan Hak Miliknya

Islam menekankan kejujuran dan keadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam perdagangan. Salah satu adab penting dalam jual beli menurut ajaran Islam adalah tidak menjual barang yang bukan hak miliknya.

Rasulullah SAW bersabda, “Jangan kamu menjual sesuatu yang tidak engkau miliki.” (HR Ahmad, Abu Daud, An Nasai)

  1. Barang yang Dijual Dapat Diserahterimakan

Maksud dari barang yang diperjualbelikan harus dapat diserahterimakan adalah bahwa jika barang yang dijual tidak nyata atau tidak jelas, maka transaksi tersebut dianggap tidak sah. Contohnya adalah menjual burung yang sedang terbang di udara, ayam yang telah kabur dari kandang, dan situasi serupa lainnya.

Transaksi jual beli semacam ini mengandung unsur gharar atau spekulasi. Oleh karena itu, jual beli seperti ini diharamkan karena barangnya tidak dapat diserahterimakan secara pasti.

  1. Tidak Menimbun dan Monopoli Barang Tertentu

Rasulullah SAW melarang kita sebagai umat Islam untuk menimbun dan memonopoli barang tertentu dengan tujuan untuk kepentingan pribadi. Hal ini dapat menyulitkan orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah seseorang menimbun barang, melainkan pelaku maksiat,” (HR Muslim)

  1. Bersikap Lemah Lembut dan Mempermudah

Baik penjual maupun pembeli harus saling bersikap lembut dan tidak keras satu sama lain. Pembeli tidak boleh mengurangi hak penjual dengan menawar harga terlalu rendah sedangkan penjual juga tidak boleh menetapkan harga yang terlalu tinggi.

5 Tips Berdagang ala Nabi Muhammad SAW

Dalam buku Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW memiliki metode unik dalam berdagang. Metode ini tidak hanya membawa kesuksesan, tetapi juga mendatangkan berkah bagi usaha tersebut. Berikut ini adalah cara berdagang ala Nabi Muhammad SAW.

  1. Meyakini Kerja Adalah Ibadah

Bekerja atau berusaha untuk mendapatkan keuntungan finansial guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarga merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam.

Anjuran untuk berdagang termaktub dalam firman Allah SWT surah Al Baqarah ayat 275,

اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ٢٧٥

Artinya: “Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri, kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.”

  1. Visioner

Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang visioner, artinya beliau memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau tidak hanya memikirkan situasi saat ini, tetapi juga merencanakan untuk masa-masa yang akan datang.

  1. Diiringi Cinta

Cinta merupakan elemen penting dalam menciptakan hubungan sosial yang harmonis di antara manusia.

Berbeda dengan orang yang hanya fokus pada keuntungan semata, Rasulullah SAW berdagang dengan penuh cinta. Beliau selalu berusaha agar usahanya tidak hanya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.

  1. Jujur

Kejujuran adalah salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh pedagang untuk membangun bisnis yang baik dan beretika. Rasulullah SAW selalu bersikap jujur dalam berdagang dengan menjelaskan secara terbuka kelebihan dan kekurangan barang yang dijualnya.

Kejujuran ini membuat orang lebih menghormati pedagang, karena mereka merasa diperlakukan dengan adil dan tidak ditipu.

  1. Kreatif dan Profesional

Rasulullah SAW juga dikenal sebagai pedagang yang kreatif dalam memilih bidang usaha. Beliau menyadari bahwa tanah di kota Makkah tidak cocok untuk pertanian karena kondisinya yang keras. Oleh karena itu, dengan kecerdikannya, Rasulullah SAW memilih untuk beralih ke dunia perdagangan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *