Kultum 533: Ateis Mengklaim Puasa itu Berbahaya

Ateis Mengklaim Puasa itu Berbahaya
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Seorang mahasiswa yang sedang belajar dan tinggal di Rusia sempat mengatakan bahwa seorang Prodesor mengatakan kepada mahasiswa ini tentang puasa. Sebagaimana kebanyakan profesor (dosen) di Rusia, bahwa komunis memang tidak percaya akan keberadaan Sang Maha Pencipta. Salah seorang dari mereka berkata kepada mahasiswa ini, “Bagaimana mungkin Tuhanmu ini memerintahkan kamu untuk tidak makan dan minum di siang hari yang merusak kesehatan?”

Mahasiswa ini menjelaskan sebagai berikut. Selain sebagai ibadah yang pada dasarnya disyariatkan dalam Islam dan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, puasa juga merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat dan sarana paling efektif untuk memperkuat tubuh seseorang. Hal ini dikatakan oleh beberapa dokter non-Muslim; apalagi yang Muslim. Puasa berperan efektif dalam mengobati masalah kejiwaan dan memperkuat daya kemauan orang yang berpuasa, melembutkan perasaannya, dan membuatnya gemar berbuat baik serta menjauhi kecenderungan adu mulut dan permusuhan.

Tentu saja hal itu juga meningkatkan perasaan spiritualnya. Dengan demikian, puasa memperkuat kepribadiannya dan membuatnya lebih mampu menanggung masalah dan beban. Tidak diragukan lagi ini tercermin secara positif dalam kesehatan seseorang. Ini adalah salah satu aspek dari berpuasa.

Dari sisi lain, puasa juga berperan dalam mengobati berbagai gangguan fisik, seperti penyakit pada sistem pencernaan seperti gastritis, sindrom iritasi usus besar, penyakit hati dan gangguan pencernaan, serta mengobati obesitas, pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, angina, bahkan asma, dan lain-lain.

Mahasiswa ini bahkan menjalaskan bahwa dokter Swiss Barcellus menulis tentang manfaat lapar sebagai obat terbukti berkali lipat lebih baik daripada menggunakan obat-obatan. Dokter lainnya bernama Helb biasa melarang pasiennya makan selama beberapa hari, lalu dia akan menawarkan makanan ringan kepada mereka. Jadi secara umum, puasa berperan dalam menghancurkan jaringan yang rusak saat lapar, kemudian membangunnya kembali saat makanan tertelan. Inilah alasan mengapa beberapa ilmuwan, termasuk Pashutin, menganggap puasa sebagai sarana untuk memulihkan masa muda.

Tom Burns dari Columbia School of Journalism mengatakan, “Saya menganggap puasa sebagai pengalaman yang lebih spiritual daripada fisik. Terlepas dari kenyataan bahwa saya mulai berpuasa dengan tujuan menurunkan berat badan yang berlebih, saya menyadari bahwa puasa sangat bermanfaat bagi pikiran. Ini membantu saya untuk melihat dengan lebih jelas dan untuk mengembangkan pikiran baru dan untuk memfokuskan perasaan saya. Hanya dalam beberapa hari setelah memulai puasa saya di spa, saya mulai merasa bahwa saya sedang melewati pengalaman yang sangat spiritual”.

Mahasiswa ini juga menjelaskan bahwa tentu saja puasa mungkin berbahaya dan sangat sulit bagi sebagian orang dalam situasi tertentu. Bahkan, Allah telah membebaskan mereka dari puasa, seperti orang sakit dan orang yang sedang dalam perjalanan. Selain itu, manfaat puasa datang ketika seseorang mematuhi etika puasa, seperti menunda sahur, mempercepat berbuka, tidak boros dalam cara atau jumlah makanan yang dimakan, dan menghindari boros dalam menyajikan berbagai macam makanan.

Mahasiswa ini bahkan mengutip bahwa Encyclopaedia Britannica menulis, “Sebagian besar agama memerintahkan puasa dan itu adalah sesuatu yang biasa dilakukan orang bahkan pada waktu selain acara keagamaan. Pada abad kedua puluh sejumlah buku muncul di Amerika dan Eropa yang berbicara tentang manfaat medis berpuasa. Ada yang bejudul ‘Mengobati Penyakit dengan Puasa’ oleh Shelton; ‘Puasa Medis: Sistem Nutrisi Ideal’ oleh Alan Coutt; ‘Puasa, Ramuan Kehidupan’ oleh Enrique Tanner; ‘Kembali ke Hidup Sehat melalui Puasa Medis’ oleh Wattener, dan lain-lain.

Puasa bahkan sangat bermanfaat dalam mengobati beberapa penyakit jantung, karena 10% darah yang dipompa jantung ke tubuh masuk ke sistem pencernaan selama proses pencernaan. Jumlah ini berkurang selama puasa, ketika proses pencernaan tidak terjadi di siang hari. Artinya jantung bekerja lebih sedikit dan bisa lebih banyak beristirahat.

Puasa juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit, karena jika jumlah air dalam darah berkurang maka jumlah air di kulit juga berkurang.

Itulah beberapa manfaat kesehatan dari puasa yang dijelaskan oleh mahasiswa ini. Lantas, dari mana dasarnya sehingga Profesor yang ateis tadi memahami bahwa puasa membahayakan kesehatan manusia. Selain itu umat Muslim berpuasa dalam ketaatan pada perintah Allah yang telah memerintahkan kita untuk berpuasa, sebagaimana firman-Nya,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا

كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah, ayat 183).

Jika Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan kita untuk membunuh diri kita, maka kita akan melakukannya untuk menyenangkan Tuhan kita, tetapi kita percaya dengan keyakinan iman bahwa Dia tidak akan pernah memerintahkan kita untuk melakukan apa pun kecuali apa yang terbaik untuk kepentingan kita di dunia dan di akhirat nanti. Dan Allahu ya’alam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat menambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *