Nasihat Nabi SAW Tentang Keimanan dan Amalan Yang Paling Utama

Nasihat Nabi SAW Tentang Keimanan
Nasihat Nabi SAW Tentang Keimanan

Hajinews.co.idRasulullah SAW diutus Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Banyak pesan yang disampaikan Nabi SAW untuk membimbing umat Islam dalam membentuk kehidupan mereka.

Nabi SAW memberikan beberapa nasihat kepada para sahabat yang mempunyai makna mendalam. Termasuk nasihat kepada Muadz bin Jabal tentang tugas masing-masing orang dan nasihat kepada Abu Dzarr tentang amalan yang paling utama.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Nasihat tersebut diceritakan dalam buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Fuad Abdurahman berdasarkan rangkaian hadits.

Dikisahkan, sahabat Rasulullah SAW, Muadz ibn Jabal pernah duduk berboncengan dengan Rasulullah SAW sehingga jarak antara keduanya hanya seujung pelana.

Ketika itu Rasulullah SAW berkata,”Hai Muadz ibn Jabal.”

“Labbaika, ya Rasulullah,” jawab Muadz.

Kemudian Rasulullah SAW berjalan sesaat dan memanggil lagi, “Hai Muadz ibn Jabal.”

“Labbaika, ya Rasulullah,” jawab Muadz lagi.

Beliau berjalan sesaat, kemudian berkata lagi, “Hai Muadz ibn Jabal.”

Muadz pun menjawab, “Labbaika, ya Rasulullah.”

“Apakah kau mengetahui kewajiban manusia terhadap Allah?” tanya Rasulullah SAW.

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui,” jawab Muadz.

“Sesungguhnya kewajiban manusia terhadap Allah adalah menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”

Beliau berjalan sesaat, lalu kembali menyeru, “Hai Muadz ibn Jabal.”

Muadz menjawab, “Labbaika, ya Rasulullah.”

“Apakah kamu tahu apa hak yang pasti dipenuhi oleh Allah terhadap manusia apabila mereka telah melakukan kewajibannya?”

“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Rasulullah SAW bersabda, “Allah tidak menyiksa mereka.”

Amalan Paling Mulia

Dalam hadits lain, dikisahkan suatu saat Abu Dzarr bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama?”

“Iman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya,” jawab Rasulullah SAW.

Abu Dzarr bertanya lagi, “Budak apa yang paling utama dimerdekakan?”

Beliau menjawab, “Budak yang paling bernilai menurut pemiliknya dan paling tinggi harganya.”

“Seandainya aku tidak bisa melakukan itu?”

“Kau bantu kaum buruh atau kau menolong orang bodoh.”

Abu Dzarr masih bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Tuan jika aku tidak mampu dalam beberapa amal perbuatan itu?”

Rasulullah SAW bersabda, “Cegahlah dirimu dari berbuat buruk kepada orang lain. Itu adalah sedekahmu terhadap dirimu sendiri.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *