Masjid Terapung Amahami, Ikon Wisata Religi di Kota Bima

Masjid Terapung Amahami, Ikon Wisata Religi di Kota Bima (foto ist)

Hajinews.co.id — Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki masjid yang terkenal bernama Masjid Terapung Amahami. Masjid itu menjadi salah satu ikon wisata religi di daerah dengan julukan Kota tepian air ini.

Lokasi masjid terapung berada di kawasan reklamasi Pantai Amahami, Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, atau di pesisir Teluk Bima bagian timur. Masjid terapung menjadi daya tarik bagi warga yang berkunjung di Kota Bima.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Salah seorang di antaranya adalah Muhammad Arsyad, (40). Warga Desa Timu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, ini kerap mampir di masjid terapung saat berkunjung di Kota Bima.

“Sering ke sini pas-pas bulan puasa bersama keluarga. Tapi kalau hari biasa, biasanya sendiri tetap singgah untuk melaksanakan salat,” ucapnya kepada detikBali, Ahad (11/8/2024).

Arsyad takjub dengan bangunan masjid terapung Amahami. Sebab infrastruktur hingga fasilitasnya cukup memadai. Selain itu, suasananya cukup sejuk.

“Musafir seperti saya, singgah di sini bikin betah,” ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan, Nurhayati (23), mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Kota Bima. Ia kerap berkunjung bersama teman-temannya pada saat sore hingga malam.

“Saat jalan-jalan sore sekalian mampir salat magrib dan Isya di sini,” ujar warga Desa Karumbu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima ini.

Nurhayati mengatakan keberadaan masjid terapung sangat strategis. Sebab di sekitar masjid, ada Taman Amahami yang ramai dikunjungi warga. Hal itu tentu memudahkan bagi para pengunjung untuk melaksanakan salat.

“Yang saya lihat, kebanyakan rombongan keluarga, rombongan mahasiswa yang banyak berkunjung di sini,” katanya.

Sejarah Masjid Terapung Amahami

Pembangunan Masjid Terapung Amahami tidak terlepas dari peranan Wali Kota Bima Qurais Abidin dan Wakil Wali Kota Arahman Abidin. Pemerintahan Qurais dan Arahman periode 2010-2018 itu yang menginisiasi pembangunan masjid terapung sejak 2016.

Pembangunan masjid terapung berjalan selama dua tahun dan rampung serta diresmikan pada 10 April 2018 oleh Qurais Abidin kala itu.

Masjid terapung didesain oleh Universitas Petra Surabaya. Masjid terapung dirancang khusus dengan mengedepankan kearifan lokal Bima, yakni Nggusu Waru dan Uma Lengge.

Nggusu Waru adalah filosofi kepemimpinan Bima yang bermakna (delapan karakter masyarakat Bima). Sementara Uma Lengge adalah rumah adat/tradisional Bima untuk menyimpan gabah hasil pertanian.

Dua kearifan lokal Bima ini menjadi rancangan dasar pembangunan masjid terapung yang dipadukan dengan bintang Al Quds, simbol dalam agama Islam.

sumber: detikcom

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *