Hikmah Pagi: Pemimpin Hendaknya Sabar

Pemimpin Hendaknya Sabar
ilustrasi: sabar

Hajinews.co.idDikisahkan tentang Nabi Zulkifli : Meski Nabi Zulkifi menjadi raja, namun beliau tetap tidak meninggalkan puasa dan shalat malam. Karena Nabi Zulkifli ahli dalam ibadah. Dia hanya tidur sebentar setiap malam dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk beribadah. Karena itulah iblis ingin menguji keimanan Nabi Sulkifli.

Pada suatu malam, iblis datang menyamar sebagai seorang kakek. Iblis bermaksud untuk mengganggu waktu tidur Nabi Zulkifli agar melalaikan shalat malamnya. Pengawal kerajaan sempat melarang kakek tersebut untuk masuk, namun ia terus memaksa hingga membuat keributan. Nabi Zulkifli yang mendengar keributan pun memerintahkan pengawal untuk mengizinkan kakek tersebut masuk dan menemuinya.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Iblis berkedok kakek tersebut mengumpat Nabi Zulkifli ketika dipersilahkan masuk. Namun, Nabi Zulkifli tidak marah, justru terus bersabar, hingga iblis pun merasa bosan dan akhirnya meminta izin untuk pulang. Para pengawal yang merasa heran pun menanyakan kepada nabi, siapakah kakek itu. Lantas, nabi menjawab bahwa kakek itu adalah iblis.

Ingatlah bahwa bersabar itu perintah Allah SWT. sebagaimana firman-Nya :

  1. Surah an-Nahl ayat 127 yang artinya, “Bersabarlah, kesabaranmu itu tak lain adalah berkat pertolongan Allah.” Dan bersabarlah kamu (wahai rasul), terhadap gangguan yang menimpamu di jalan Allah SWT. sampai datang kepadamu jalan keluar. Dan tidaklah kesabaranmu melainkan dengan pertolongan Allah SWT. yang menolongmu untuk tetap bersabar dan meneguhkan(hati) mu. Permasalahan sebagai pemimpin tentu tidaklah sedikit, oleh karena itu dengan kesabaran, maka akan Allah SWT. beri pertolongan dengan jalan keluar atas masalah yang ada.
  2. Surah at-Thur ayat 48 yang artinya, “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri.” Jelas bahwa bersabar menanti takdir merupakan perbuatan yang baik dan meyakini serta ridha atas segala sesuatu yang akan terjadi. Dalam hal ini kadangkala seseorang tidaklah sabar dan ingin segera terjadi, padahal keinginan itu tidak terwujud lantaran tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Tindakan ini adalah sia-sia belaka.

Hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi al-Dunya, Rusulullah SAW. bersabda, “Ada tiga macam sabar : sabar menghadapi musibah, sabar menjalankan ibadah, dan sabar menjauhi maksiat. Orang yang bersabar menghadapi musibah dengan tekad yang baik, niscaya Allah akan mengangkat kedudukannya sebanyak tiga ratus derajat. Jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Orang yang sabar menjalankan ibadah akan diangkat kedudukannya sebanyak enam ratus derajat. Jarak antara satu derajat dan derajat lainnya seperti jarak antara dasar bumi dan puncak Arasy. Dan orang yang bersabar menghindari maksiat akan diangkat kedudukannya sebanyak sembilan ratus derajat. Jarak antara satu derajat dan derajat lainnya dua kali lipat lebih jauh daripada jarak antara bumi dan puncak Arasy.

Kisah Nabi Zulkifli sebagai raja yang dimaki-maki seorang kakek, beliau tetap bersabar hingga si kakek ( yang jelmaan iblis ) berlalu tanpa hasil. Kesabaran inilah dibutuhkan bagi pemimpin saat ini, karena dengan sabar akan datang pertolongan-Nya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menampakkan sikap emosi pastilah bukan menyelesaikan namun justru akan mempertajam bahkan bisa melebar persoalan tersebut. Coba kita cari apakah ada tokoh-tokoh yang berjiwa besar menampakkan emosinya ? Tentu jawabnya, “Tidak ada.”

Sebetulnya cara bersabar itu sederhana meskipun tidak mudah diterapkan. Pertama, tabahlah saat menghadapi guncangan pertama ( masa-masa awal terjadinya musibah ). Kedua, pasrahkan diri pada Allah SWT. Ketiga, tenangkan diri jika perlu menangis tidak dilarang. Orang bijak berkata, “Kesedihan tidak bisa mengembalikan keadaan, tetapi bisa mengurangi beban.” Keempat, jangan tampakkan kesedihan pada orang lain. Nasihat Ali bin Abi Thalib, “Demi memuliakan AllahSWT. dan menunaikan hak-hak-Nya, jangan keluhkan keadaan sakitmu dan jangan sebut-sebut musibahmu.” Hal ini yang sering kita dengar dan alami, saat seseorang mendapatkan musibah malah mengeluh dengan bercerita pada banyak orang.

Adalah ujian yang berat adalah saat dituduh telah melakukan penyelewengan, hadapilah dengan penuh kesabaran dan sampaikan dengan santun serta beberkan data-data yang menjadi fakta. Kecuali jika tuduhan itu benar dan yang dituduh membela diri. Ingatlah bahwa Allah SWT. menjadikan kesabaran sebagai sumber datangnya cinta, kebersamaan, pertolongan, bantuan dan balasan yang baik. Salah satu dari kelima itu sungguh cukup

untuk mendatangkan keutamaan bagi seorang hamba.

Oleh sebab itu, siapa pun nanti yang dikehendaki-Nya untuk memimpin negeri tercinta ini hendaklah mengutamakan sikap sabar dalam menjalankan amanahnya. Sungguh Allah SWT. Maha Adil dan Bijaksana.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *