Hikmah Malam: Mengapa Manusia Harus Ikhtiar? Inilah Yang Dikatakan Al-Quran

Mengapa Manusia Harus Ikhtiar?
Mengapa Manusia Harus Ikhtiar?

Hajinews.co.idSepanjang hidup, manusia selalu menghadapi berbagai permasalahan dan hambatan. Dalam hidup ini, seseorang tidak hanya bergantung pada takdir, tetapi juga dianjurkan untuk ikhtiar.

Allah telah memberi manusia akal dan pikiran agar mereka dapat berpikir, merencanakan dan bertindak. Ikhtiar atau usaha merupakan wujud dari penggunaan akal dan pikiran. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, seseorang harus melakukan berbagai ikhtiar.

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Ikhtiar Adalah Berusaha Memilih yang Baik

Dalam buku Hakikat Ilmu Tasawuf yang ditulis oleh H. Abd. Rahman, dijelaskan bahwa kata “ikhtiar” berasal dari bahasa Arab, yaitu ‘ikhtaara’, yang berarti “memilih”. Dalam bentuk kata kerja, ikhtiar berarti berusaha atau berupaya untuk memilih hal yang baik.

Secara istilah, ikhtiar mengacu pada upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik dalam hal materi maupun spiritual, termasuk kesehatan dan masa depan. Ikhtiar dilakukan dengan tujuan mencapai yang terbaik demi keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.

Ikhtiar bukan hanya sekadar usaha atau upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam pandangan Islam, ikhtiar adalah konsep yang mengarahkan cara berpikir dan pendekatan dalam menghadapi permasalahan.

Di dalam ikhtiar terkandung pesan tentang takwa, yaitu bagaimana seseorang menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan apa yang dianggap baik menurut ajaran Islam. Setelah itu, seseorang memilih tindakan tersebut tanpa memperdulikan konsekuensinya, bahkan jika tindakan itu tidak populer atau terasa berat.

Mengapa Manusia Harus Ikhtiar?

Ikhtiar mengajarkan bahwa rahmat Allah SWT akan datang setelah seseorang berusaha. Hal ini disebabkan Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha dan melarang mereka berputus asa.

Sebagaimana perintah Nabi Yakub AS kepada anak-anaknya untuk terus berusaha mencari kabar tentang Nabi Yusuf AS dan saudaranya, Bunyamin. Perintah ini tercantum dalam Al-Qur’an, surah Yusuf ayat 87. Allah SWT berfirman,

يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ ٨٧

Artinya: “Wahai anak-anakku, pergilah kamu. Carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah SAW, melainkan kaum yang kafir”.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini berisi larangan untuk berputus asa dari rahmat Allah SWT. Kata “tahassus” digunakan untuk mencari informasi yang baik, sedangkan “tajassus” untuk mencari berita buruk.

Allah SWT juga berfirman dalam surat Ar-Rad ayat 11,

لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ ١١

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Ulama tafsir Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa Allah SWT adalah penjaga sejati manusia. Allah SWT juga tidak akan mengubah nasib suatu bangsa dari kesulitan menjadi kebahagiaan, atau dari kekuatan menjadi kelemahan, kecuali mereka sendiri yang mengubah keadaan dalam diri mereka sesuai dengan situasi yang akan dihadapi.

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai hamba Allah SWT, manusia diperintahkan untuk berusaha, bukan bermalas-malasan. Karena rahmat Allah SWT diberikan kepada hamba-Nya melalui usaha yang mereka lakukan.

Manfaat Berikhtiar

Berdasarkan buku 17 Tuntunan Hidup Muslim oleh Wahyono Hadi Parmono dan Ismuandar, ikhtiar adalah upaya maksimal yang dilakukan oleh seorang hamba.

Semakin besar usaha yang dilakukan, semakin banyak manfaat yang akan diperoleh. Berikut adalah beberapa manfaat dari ikhtiar:

  1. Ikhtiar adalah bagian dari usaha untuk memilih takdir Allah SWT.
  2. Ikhtiar adalah langkah untuk menjalani hidup yang lebih baik.
  3. Ikhtiar merupakan bentuk rasa syukur dengan memaksimalkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
  4. Ikhtiar menunjukkan kesadaran akan kelemahan sebagai makhluk.
  5. Ikhtiar adalah bagian dari sikap tawakal kepada Allah SWT.

Cara Ikhtiar dalam Islam

Masan AF dalam bukunya Pendidikan Agama Islam, menerangkan bahwa terdapat adab yang harus diperhatikan oleh kaum muslim ketika hendak berikhtiar. Berikut adalah cara berikhtiar yang diajarkan oleh syariat:

  1. Setiap ikhtiar sebaiknya diawali dengan mengucapkan basmalah, “Bismillaahirrahmaanirrahiim.”
  2. Pastikan bahwa usaha yang dilakukan adalah sesuatu yang diridhai oleh Allah SWT, sehingga hasil dari ikhtiar tersebut akan menjadi halal dan penuh berkah.
  3. Lakukan ikhtiar dengan sepenuh hati agar setiap usaha yang dilakukan menjadi lebih menyenangkan.
  4. Laksanakan ikhtiar dengan hati yang ikhlas sehingga usaha yang dijalankan akan terasa lebih ringan.
  5. Manfaatkan waktu sebaik mungkin saat berikhtiar dan hindari menunda-nunda usaha hingga hari berikutnya.
  6. Terapkan disiplin dan komitmen dalam berikhtiar agar dapat konsisten dalam usaha.
  7. Jujur selama berikhtiar dan hindari segala bentuk kecurangan.
  8. Setelah melakukan ikhtiar dengan maksimal dan diiringi dengan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah SWT, serahkan hasilnya kepada-Nya dengan bertawakal.

Berikhtiar Kemudian Bertawakal

Masih dijumpai pandangan keliru mengenai tawakal yang mengatakan bahwa tawakal adalah pasrah. Padahal, tawakal bukan berarti pasrah dan tidak melakukan apa-apa.

Dikutip dari buku Agar Kekayaan Dilipatgandakan dan Kemiskinan Dijauhkan karya Ustadz Anif Sirsaeba, menurut Menurut Az-Zubaidi, tawakal merupakan percaya akan anugerah yang ada di sisi Allah SWT dan tidak percaya dengan apa yang ada di tangan manusia.

Tawakal kepada Allah SWT berarti mempercayakan hati sepenuhnya kepada-Nya, sambil tetap berusaha menjalani berbagai upaya dengan keyakinan yang sempurna bahwa hanya Allah SWT yang memberi rezeki, menciptakan, menghidupkan, dan mematikan. Tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia, dan tiada yang berkuasa selain Dia.

Berikhtiar terlebih dahulu berarti melakukan segala upaya yang maksimal dengan penuh kesungguhan untuk mencapai tujuan. Setelah itu, bertawakal kepada Allah SWT berarti menyerahkan hasil akhir dari usaha tersebut kepada-Nya dengan penuh kepercayaan, meyakini bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *