Kultum 538: Berbagai Pertengkaran Penghuni Neraka

Berbagai Pertengkaran Penghuni Neraka
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Banyak hal yang perlu untuk kita imani terkait dengan hari kiyamat, salah satu di antaranya adalah kita harus mengimani adanya neraka jahanam. Dengan membaca tentang dalil-dalil yang kita ketahui tentang neraka jahanam, kita tentu menjadi tahu tentang betapa dahsyatnya azab neraka jahanam yang akan dirasakan oleh penghuninya kelak, baik dari sisi apinya, makanannya, minumannya, pakaiannya, dan berbagai macam siksaan lainnya.

Salah satu siksaan yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada penghuni neraka jahanam adalah siksaan mental psikologis yakni kejiwaan. Di antaranya penghuni neraka akan dipermalukan dengan cara dipertemukan dengan makhluk yang mereka sembah ketika di dunia, yang menyebabkan terjadi pertengkaran di antara mereka. Dari pertengkaran tersebut, para penghuni neraka tidak hanya disiksa dengan siksaan fisik, akan tetapi mereka juga disiksa dengan siksaan mental yang menambah penderitaan mereka di akhirat kelak.

Siksaan yang beragam yang diterima oleh penghuni neraka kelak menjadikan mereka semakin menyesal dengan penyesalan yang sangat panjang. Namun, penyesalan mereka tentu saja tidak lagi memiliki manfaat sedikit pun saat itu. Karena itu, di antara nama dari hari kiyamat yang Allah Subhanahu wata’ala sebutkan adalah Yaumul Hasrah (يَوْمَ الْحَسْرَةِ) yakni hari penyesalan. Hari kiyamat disebut dengan hari penyesalan karena pada hari itu akan banyak penyesalan yang sangat mendalam yang akan dialami oleh penghuni neraka.

Bentuk pertengkaran penghuni neraka pada hari kiamat kelak bisa diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk pertengkaran, berdasarkan urutan ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Misalnya, mereka saling berlepas diri. Dalam hal ini Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا

وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ

الْأَسْبَابُ، وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ

لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا

كَذٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ

عَلَيْهِمْ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ

Artinya:

Ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa di hadapan mereka; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya sebagai bentuk penyesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka (QS. Al-Baqarah, ayat 166 – 167).

Ayat ini menunjukkan bagaimana Allah Subhanahu wata’ala mempertemukan antara orang yang diikuti dan yang mengikuti, dan mereka sama-sama menuju neraka jahanam dan sama-sama melihat azab di hadapan mereka. Ketika melihat azab di hadapan mereka, maka terputuslah hubungan mereka kala itu. Mungkin yang dahulu di dunia mereka saling dekat, saling mendukung, saling jalan bersama, saling bersama dalam melakukan kemaksiatan dan kesyirikan, saling mencintai di antara mereka, namun seluruh hubungan akan terputus ketika itu.

Bahkan di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wata’ala juga berfirman,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ

عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Artinya:

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa (QS. Az-Zukhruf, ayat 67).

Orang yang pertama kali berlepas diri kelak adalah para pemimpin dengan orang-orang yang mengikutinya. Para pemimpin tidak mau didekati oleh para pengikutnya. Mereka telah sadar bahwasanya mereka akan masuk neraka, akan tetapi hadirnya pengikut mereka menjadi tambahan azab baginya, sehingga mereka akhirnya ingin berlepas diri dari pengikutnya sejak awal.

Lantas, bagaimana ketika para pemimpin mereka berlepas diri? Tentu saja para pengikut saat melihat pemimpin mereka berlepas diri dari mereka, mereka akan merasa sangat kecewa. Orang yang dulu di dunia mereka harap-harapkan, ternyata ketika pada hari itu berlepas diri dari mereka. Hal demikian tentu memberikan penderitaan yang tidak terkira karena hari itu mereka tidak tahu ke mana harus meminta pertolongan, sementara penderitaan telah mereka rasakan meskipun mereka belum dimasukkan ke dalam neraka.

Dalam keadaan seperti itu mereka akan mengeluh dan mengatakan,

لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا

Artinya:

Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami (QS. Al-Baqarah, ayat 167).

Namun tentu saja keluhan demikian adalah sebuah penyesalan karena mereka tidak bisa lagi kembali ke dunia untuk berlepas diri dari pemimpin-pemimpin mereka. Sebliknya, mereka tidak akan bisa keluar dari neraka jahanam sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala, وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ “Dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka” (QS. Al-Baqarah, ayat 167). Na’udzu billahi min dzalik, bersambung insya Allah.

Semoga yang kita baca ini memempertebal iman kita, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                             —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *