Warning Sri Mulyani! Ada Momok Seram Intai Tahun Pertama Prabowo

Warning Sri Mulyani! Ada Momok Seram Intai Tahun Pertama Prabowo (foto ist)

Hajinews.co.id — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah menilai tingkat inflasi global pada saat ini memang cenderung menurun. Namun, pemerintah tetap mengantisipasi momok menyeramkan, yaitu inflasi energi dan inflasi pangan pada 2025.

“Pemerintah melihat dari faktor global inflasi cenderung menurun, ini sesuai kondisi hari ini dan proyeksi dari berbagai lembaga internasional,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna tentang tanggapan pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi atas RUU APBN 2025, Selasa, (27/8/2024).

Bacaan Lainnya
banner 400x400

Dia mengatakan dari sisi domestik, pemerintah terus berupaya mengendalikan harga pangan dengan menyediakan ketersediaan pasokan dengan meningkatkan produksi melalui program ketahanan pangan dan kelancaran distribusi. Meski demikian, kata dia, faktor-faktor tak terduga tetap berpotensi mempengaruhi harga pangan dan energi.

“Kita masih ingat kejadian pada 2022 di mana inflasi tiba-tiba melonjak tinggi akibat geopolitik dan perkembangan terkait dengan harga komoditas,” kata dia.

Sri Mulyani berkata inflasi yang tiba-tiba melonjak itu juga bisa disebabkan oleh perubahan iklim. Dia mengatakan perubahan iklim dapat menyebabkan inflasi terutama di sektor pangan.

“Climate change atau perubahan iklim juga menciptakan ketidakpastian terutama dari ketersediaan pangan,” kata dia.

Oleh karena itu, Sri Mulyani mengatakan target inflasi 2,5% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 memang sangat mungkin tercapai. Namun, kata dia, pemerintah harus tetap waspada dengan faktor-faktor tak terduga yang ditimbulkan oleh ketegangan geopolitik dan juga perubahan iklim.

“Kita harus terus waspada terhadap karakter inflasi yang bisa dipicu oleh hal yang tak bisa dikontrol misalnya perubahan geopolitik yang dapat mempengaruhi terutama komoditas minyak dan gas, serta perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan dan ketahanan pangan dunia,” ujarnya.

Sumber: CNBCIndonesia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *