3 Amal Perbuatan Yang Disukai Allah dan Cara Melakukannya

Amal Perbuatan Yang Disukai Allah
Berbakti kepada Orang Tua

Hajinews.co.idBerbuat baik hendaknya dilakukan oleh seorang muslim. Di antara sekian banyak amalan yang bisa dilakukan, ada tiga yang disukai Allah.

Ketiga amalan yang dicintai Allah SWT ini disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud RA. Dia berkata:

Bacaan Lainnya
banner 400x400

“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Apakah amalan yang paling dicintai Allah? Rasulullah SAW bersabda, ‘Salat tepat pada waktunya.’ Aku bertanya, ‘Lalu apa lagi?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua, jihad di jalan Allah’.” (HR Bukhari dan Muslim dalam Shahih-nya)

Hadits tersebut terdapat dalam kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan Abu Aulia dan Abu Syauqina.

Mengacu pada hadits tersebut, tiga amalan yang dicintai Allah SWT adalah salat tepat waktu, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah SWT. Berikut penjelasan selengkapnya.

  1. Salat Tepat Waktu

Perintah salat dikatakan langsung dalam Al-Qur’an. Salat diwajibkan atas setiap muslim, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa’ ayat 103,

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا…

Artinya: “…Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Salat yang diwajibkan atas setiap mukmin ini adalah salat lima waktu, sebagaimana disebutkan dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda,

وَقْتُ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ يَحْضُرُ الْعَصْرُ وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الْأَوْسَطِ وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعُ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ فَأَمْسِكْ عَنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ

Artinya: “Waktu Dzuhur adalah saat matahari tergelincir dan bayang-bayang seseorang seperti dirinya sendiri, selagi waktu Ashar belum tiba. Sedangkan waktu Ashar (berakhir) saat matahari telah memerah. Waktu sholat Maghrib (masih ada) selama awan merah belum sirna. Waktu Isya (memanjang) hingga pertengahan malam, dan waktu sholat Subuh dimulai dari terbitnya fajar hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit, maka janganlah melaksanakan sholat, sebab matahari itu terbit di antara dua tanduk setan.” (HR Muslim dalam Shahih Muslim)

  1. Berbakti kepada Orang Tua

Amalan kedua yang dicintai Allah SWT adalah berbakti kepada orang tua. Masih mengacu sumber sebelumnya, ada sebuah riwayat dari Ibnu Umar yang menceritakan seseorang datang menghadap Nabi SAW dan meminta izin kepada beliau untuk berperang.

Nabi berkata, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi berkata lagi, “Berjihadlah kamu kepada mereka (berbakti).” (HR Bukhari dalam Shahih Bukhari, Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud, dan at-Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi)

Cara berbakti kepada orang tua bisa dilakukan dengan berbagai hal. Salah satunya sebagaimana disebutkan dalam surah Al Isra ayat 23,

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

  1. Jihad di Jalan Allah

Amalan yang dicintai Allah SWT lainnya adalah jihad di jalan Allah SWT. Yusuf Al-Qaradhawi dalam kitab Fiqh al-Jihad yang diterjemahkan Masturi Irham dkk menjelaskan, terlepas dari hukum jihad dalam Islam, apakah fardhu kifayah, fardu ain, atau sunnah, namun tidak diragukan lagi bahwa jihad dalam Islam tidak ada tandingannya.

Al-Qaradhawi menyebutkan sejumlah alasan mengapa jihad tak tertandingi. Menurutnya, jihad itu menjaga agama dan dunia Islam, menjaga umat dari musuh-musuh yang mengintai, menjaga agama dan akidah, menjaga tanah dan kesuciannya, menjaga kemerdekaan dan kepemimpinannya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Said Al-Khudri, orang yang berjihad di jalan Allah SWT adalah manusia terbaik. Dikatakan, Rasulullah SAW ditanya, “Wahai Rasulullah, siapa manusia terbaik?” Beliau menjawab, “Mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta.” (Muttafaq Alaih. Dikeluarkan Imam Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Jihad bisa dilakukan dengan jiwa dan harta, sebagaimana dikatakan dalam hadits tersebut.

Allah Mencintai Amalan yang Dilakukan Terus-menerus

Dalam buku Al-Anfal: Syarah Ijmal 300 Hadits Viral Mudah Dihafal susunan Tim Da’i Kantor Dakwah Kota Az-Zulfi dan Brilly El-Rasheed terdapat hadits yang mengatakan Allah SWT mencintai amalan yang dikerjakan terus-menerus. Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Artinya: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus meskipun sedikit.” (Muttafaq Alaih)

Dalam riwayat lain dari jalur yang sama, Nabi SAW bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ

Artinya: “Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (Shahih Muslim)

Ibnu Rajab Al Hambali dalam Fath Al-Bari li Ibnu Rajab menjelaskan, maksud hadits tersebut adalah agar kita bisa pertengahan dalam mengerjakan amalan dan berusaha melakukan suatu amalan sesuai kemampuan. Sebab, kata Ibnu Rajab, amalan yang paling dicintai Allah SWT adalah amalan yang rutin dilakukan walaupun itu sedikit.

Ulama hadits lain, Imam an-Nawawi, turut mengatakan bahwa amalan yang sedikit namun rutin dilakukan itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma dilakukan sesekali saja.

“Ingatlah bawah amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah SWT, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Khaliq SWT. Amalan sedikit yang rutin dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan,” jelas Imam an-Nawawi dalam Syarh An-Nawawi ‘ala Muslim.

Wallahu a’lam.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *