Hajinews.co.id — Mendiang ekonom senior Faisal Basri sempat mengungkapkan beberapa kriteria Menteri Keuangan yang cocok untuk mengawal program-program pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, sosok menteri itu harus bisa menjadi ‘rem’ mengingat Prabowo memiliki program-program dengan anggaran jumbo.
“Rumusnya adalah siapapun Menteri Keuangannya, ketika presiden atau menteri-menterinya punya program baru, maka sebagian harus ada yang dikurangi,” kata Faisal dalam podcast berjudul Peninggalan Utang Menanti Pemerintah Baru di YouTube Indef, dikutip Kamis, (5/9/2024).
Faisal menilai apabila pemerintah ngotot melakukan semua program secara bersamaan, maka itu sama saja seperti bus yang ingin ‘ngegas’ terus tanpa rem. Kalau sudah begitu, kata dia, maka konsekuensinya adalah bus tersebut akan masuk jurang.
“Kalau semua programnya ditambah itu ibaratnya bus itu semuanya gas, tidak ada rem, ya masuk jurang,” kata dia.
Maka itu, Faisal mengatakan sosok Menteri Keuangan yang paling ideal adalah yang bisa memainkan peran sebagai rem dalam kendaraan. Dengan bertindak sebagai rem, maka anggaran negara tidak akan jebol oleh pengeluaran yang dilakukan dengan tidak hati-hati.
“Setiap kendaraan harus ada remnya, negara juga begitu,” ujar dia.
Faisal Basri menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis pagi, (5/9/2024). Salah satu pendiri Indef itu meninggal seusai dirawat karena mengalami serangan jantung.
Selama hidupnya, Faisal dikenal sebagai ekonom yang sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Teman-temannya mengenal Faisal sebagai sosok yang berintegritas dan juga berani.
Sumber: CNNIndonesia
