Kultum 556: Ada 3 Ayat Allah Berfirman ‘Akulah Tuhan’

Akulah Tuhan
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Sementara umat Nasrani tidak mampu menunjukkan dalam kitab Bibel yang asli dan lengkap yang di mana Yesus mengatakan “Akulah Tuhan” atau “Sembahlah Aku”, maka di dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wata’ala berfirman, “Akulah Tuhan, sembahlah Aku”. Mungkin karena tidak mampu menunjukkan sekeping kalimat itulah maka umat Nasrani balik bertanya “Adakah Allah berfirman dalam kitab suci umat Islam pernyataan demikian atau yang serupa dengan itu?”.

Selain ada dalam surat Thaha ayat 14, sebagaimana kita baca dalam kultum sebelumnya, di dalam Al-Qur’an ada dua ayat lahi yang senada. Dua ayat itu adalah, pertama ayat 92 surat Al-Anbiya, di mana Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

اِنَّ هٰذِهٖۤ اُمَّتُكُمۡ اُمَّةً وَّاحِدَةً

‌ۖ وَّاَنَا رَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡنِ‏

Artinya:

Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku (QS. Al-Anbiya, ayat 92).

Menurut para ahli tafsir, pPada ayat sebelumnya dijelaskan kisah para nabi seperti Nabi Ibrahim, Lut, Ishak, Yakub, Nuh, Dawud, Sulaiman, Ayub, Ismail, Idris, Zulkifli, Yunus, Zakaria, dan Yahya. Mereka mengajarkan prinsip tidak ada tuhan selain Allah dan tidak ada ibadah kecuali kepada-Nya.

Sungguh, agama tauhid yang diajarkan oleh para nabi inilah agama kamu, agama yang sama dengan yang diajarkan Rasulullah berdasarkan Al-Qur’an, yaitu agama yang satu untuk seluruh umat, agama penyerahan diri kepada Allah. Dan Aku, Allah, adalah Tuhanmu, yang menciptakan langit dan bumi; maka sembahlah Aku sepanjang hayat kamu, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan kamu.

Dalam ayat ini ditegaskan pula bahwa agama tauhid ini adalah agama untuk seluruh umat manusia, dan merupakan agama yang satu, yaitu sama dalam akidah, meskipun berbeda dalam syariat. Tafsir ini juga didasarkan pada sabda Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam, “Kami para nabi seperti ibarat saudara-saudara se ayah, agama kami satu” (HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Hurairah). Kemudian pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah adalah Tuhan bagi seluruh umat manusia. Oleh sebab itu kepada-Nya sajalah mereka harus menyembah.

Selain itu, ada pula ayat yang juga mengandung ‘firman’ Allah Subhanahu wata’ala yang senada dengan itu, yaitu dalam surat Al-Mu’minun ayat 52. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَاِنَّ هٰذِهٖۤ اُمَّتُكُمۡ اُمَّةً وَّاحِدَةً

وَّاَنَا رَبُّكُمۡ فَاتَّقُوۡنِ

Artinya:

Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku (QS. Al-Mu’minun, ayat 52).

Para ahli tafsir menjelaskan bahwa pada ayat ini Allah melanjutkan firman-Nya kepada para rasul, “Dan sungguh, agama tauhid yaitu Islam, inilah agama kamu, agama yang satu; dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku dengan melaksanakan perintah-Ku dan menjauhi larangan-Ku”.

Pada ayat ini Allah menerangkan agama para rasul itu adalah agama yang satu yaitu agama tauhid yang menyembah Allah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Tidak ada seorang rasul pun yang menyimpang dari prinsip ini. Kalau dalam suatu agama terdapat sedikit saja penyimpang-an dari prinsip ini maka agama itu bukanlah agama yang dibawa oleh seorang rasul, berarti agama itu telah diubah-ubah oleh pengikutnya dan tidak orisinil lagi.

Mustahil Allah Yang Maha Esa memilih dan mengangkat seorang rasul dengan membawa agama yang bertentangan dengan kebenaran dan kemurnian keesaan-Nya. Meskipun syariat dan peraturan-peraturan yang dibawa para nabi dan rasul berbeda-beda sesuai dengan masa dan tempat di mana mereka diutus, tetapi mengenai dasar tauhid tidak ada sedikit pun perbedaan antara mereka.

Oleh sebab itu Allah Subhanahu wata’ala menegaskan lagi dalam ayat ini bahwa Dia adalah Tuhan Semesta Alam, hendaknya semua manusia menyembah dan bertakwa hanya kepada-Nya dan sekali-kali jangan menyekutukan-Nya dengan siapa pun dan sesuatu apapun. Jadi, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Kami para nabi adalah (ibarat) saudara-saudara seayah, agama kami adalah satu” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Dawud) di atas benar-benar sejalan dengan ayat-ayat tersebut.

Hal itu juga masih bisa dipertegas lagi dengan sabda Nabi Isa ‘alaihissalam sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala,

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ

إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ

يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ

يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad [Muhammad]” (QS. As-Saff, ayat 6). Allahu ya’lam.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan penambah iman kita, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                  —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *