Berkunjung ke Masjid Istiqlal, Turis Australia Takjub Dengar Azan

Turis dari Australia (60) Julie mendatangi Masjid Istiqlal pada Senin (16/9/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan

Hajinews.co.id —  Turis asal Australia, Julie (60), sempat terganggu dengan azan yang berkumandang kala ia awal berkunjung ke Indonesia. Menurutnya, azan yang dibunyikan dari masjid-masjid itu bising, serta mengganggu tidur lelapnya.

Namun, lambat laun, hal itu berubah. Ia mulai menikmati lantunan azan setelah beberapa bulan tinggal di Indonesia.

Cerita itu ia sampaikan kepada kumparan di kompleks Masjid Istiqlal. Ia berkunjung ke masjid terbesar di Asia Tenggara ini pada hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dikutip Hajinews, Senin (16/9/2024).

“Tapi, sekarang saya terbiasa, saya di sini sudah 3 bulan jadi saya sudah dengar suara ini setiap waktu, saya terbiasa dan kadang saya dengar dengan saksama walau tak mengerti apa yang dikatakan,” ungkapnya.

Menurutnya, ketika mendengarkan azan dengan saksama, dirinya jatuh cinta dengan suara muazin yang didengarnya. Bahkan, ia juga suka lantunan nyanyian sebelum azan, atau selawat.

“Tapi, saya dengar suaranya dan beberapa sangat bagus suaranya saat mereka lakukan azan. Saya suka azan dan saya suka lantunannya. Saya lihat anak kecil di desa di Jawa, melakukan azan,” ungkapnya.

Menurutnya, hal ini baru ia temukan di Indonesia. Walau di Australia terdapat masjid. Namun tak ada yang lakukan azan menggunakan pengeras suara.

“Kami [di Australia] punya masjid tapi mereka tidak lakukan azan karena orang akan komplain karena suaranya,” tuturnya.

Pada Istiqlal, Julie berkomentar bahwa suasananya begitu damai. Menurutnya, ketika memasuki megahnya Istiqlal, ia merasa masuk ke dunia yang berbeda.

“Ini sangat mengagumkan karena besarnya dan cara dibangunnya. Ini sangat menakjubkan. Dan saat anda masuk, anda akan merasakan kedamaian, dan sunyi. Jalanannya sibuk, tapi di dalam seperti dunia lain,” ungkapnya.

Ia juga takjub dengan budaya keagamaan di Indonesia. Menurutnya, orang Australia tak menjadikan agama sebagai pusat kehidupan.

“Saya hanya takjub dengan beberapa orang sangat setia dengan agamanya, itu hal yang sangat tak biasa di Australia, kami tidak banyak melakukan ini. Agama bukan pusat kehidupan kami di Australia, jadi kita punya budaya yang berbeda,” ujarnya.

Julie juga melihat umat Islam yang salat di dalam Istiqlal. Ia menilai, salat memiliki banyak aturan yang membuat muslim disiplin.

“Ya, saya lihat (orang salat), di lantai. Banyak aturan, banyak regulasi, banyak hal yang harus orang ikuti untuk menjadi disiplin saya kira, dan saya pikir disiplin pasti sangat penting untuk agama ini demi melaksanakan ibadahnya,” tutupnya.

Sumber: Kumparan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *