Kultum 569: Digempur Badai di Tengah Samudra

Digempur Badai di Tengah Samudra
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 400x400

Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Sungguh tidak akan mudah untuk berdiri saat Kita di tengah samudra dan badai pun datang. Begitu hujan mulai turun, kilat segera menyusul. Awan gelap menutup sinar matahari dan yang bisa Kita lihat hanyalah ombak lautan, yang dulunya tenang, mengelilingi Kita. Kita tidak lagi dapat menemukan jalan; Kita mencari bantuan. Kita mulai dengan memanggil penjaga pantai, tapi tidak ada jawaban. Kita mencoba lagi untuk mengarahkan perahu, tapi tidak ada gunanya. Kita mencari sekoci; dia sudah hilang.

Kita berusaha meraih jaket pelampung, dia telah robek. Akhirnya setelah Kita kehabisan segala cara, Kita menghadapkan wajah ke atas. Dan tanyakan pada Tuhan. Inilah momen pelik, dan ada sesuatu yang benar-benar pelik tentang momen ini. Pada saat seperti ini, Kita mengalami sesuatu yang hanya bisa Kita teorikan; tauhid sejati; keesaan. Pada momen seperti inilah kita baru merasa bahwa Kita mau bergantung pada Tuhan. Tetapi Kita bergantung pada-Nya bersamaan dengan banyak pegangan tangan lainnya.

Tetapi untuk momen yang satu ini, yang lainnya sudah tertutup. Semuanya, dn tidak ada yang tersisa untuk dihubungi. Tidak ada yang tersisa untuk bergantung kecuali Dia. Dan itulah satu satunya harapan Kita.

Pernahkah Kita bertanya-tanya mengapa saat Kita sangat membutuhkan, setiap pintu ciptaan yang Kita cari tetap tertutup? Kita mengetuk yang lain, tapi juga terbanting menutup. Maka Kita pergi ke yang lain lagi, itu juga menutup. Kita pergi dari pintu ke pintu, mengetuk, menggedor satu per satu, tetapi tidak ada yang terbuka. Dan bahkan pintu yang pernah Kita tinggaalkan, tiba-tiba tertutup. Mengapa itu terjadi?

Lihatlah, Kita sebagi manusia memiliki kualitas tertentu yang diketahui Tuhan dengan baik. Kita terus-menerus dalam keadaan membutuhkan. Kita lemah, tapi kita juga terburu-buru dan tidak sabar. Ketika Kita dalam kesulitan, kita akan terdorong untuk mencari bantuan. Dan itulah desainnya. Mengapa kita juga mencari perlindungan jika cuaca cerah dan cuacanya bagus? Kapan seseorang mencari perlindungan?

Saat itulah badai menerpa Kita. Jadi Allah Subahanahu wata’ala mengirimkan badai; Dia membuat kebutuhan melalui situasi yang diciptakan, sehingga Kita terdorong untuk mencari perlindungan. Tetapi ketika Kita mencari bantuan, karena ketidaksabaran kita, kita mencarinya di tempat yang dekat dan yang kelihatannya mudah. Kita mencarinya dalam apa yang dapat kita lihat, dengar, dan sentuh. Kita mencari jalan pintas. Kita mencari bantuan dalam ciptaan, termasuk diri kita sendiri. Kita mencari bantuan di tempat yang tampaknya paling dekat. Dan bukankah itu sebenarnya kehidupan duniawi?

Apa yang tampak dekat? Kata dunia sendiri berarti “yang lebih rendah”. Dunia adalah yang tampaknya paling dekat. Tapi, ini semua hanya ilusi. Padahal, ada sesuatu yang lebih dekat. Tempat Perlindungan Sejati. Pikirkan sejenak tentang apa yang terdekat dengan kita. Jika ditanya pertanyaan ini, banyak yang akan mengatakan bahwa hati dan dirilah yang paling dekat. Akan tetapi, Allah Subhaanahu wata’ala berfirman,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا

تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖوَنَحْنُ اَقْرَبُ

اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

Artinya:

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS. Qaf, ayat 16).

Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wata’ala memulai dengan menunjukkan kepada Kita bahwa Dia mengetahui perjuangan Kita. Ada kenyamanan mengetahui bahwa seseorang melihat pergumulan Kita. Dia tahu untuk apa diri Kita sendiri memanggil Kita. Tapi Dia lebih dekat. Dia lebih dekat dari diri Kita sendiri dan apa yang kita dibutuhkan. Dia lebih dekat dari urat leher Kita. Dan apa yang salah dengan urat leher atau Urat Leher Kita? Apa yang menyolok dari bagian diri Kita ini?

Urat Leher atau Vena Jugularis adalah vena terpenting yang mengalirkan darah ke jantung. Jika terputus, kita segera mati. Ini benar-benar garis hidup kita. Tapi Allah Subhanahu w’ta’ala lebih dekat. Allah Subhanahu wata’ala lebih dekat dari kehidupan Kita sendiri, dari Diri Kita sendiri, bahkan dari nafs Kita sendiri.

Dan Dia lebih dekat daripada jalan terpenting menuju hati Kita. Di ayat lain, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اسۡتَجِيۡبُوۡا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوۡلِ

اِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيۡكُمۡ‌ۚ وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ

يَحُوۡلُ بَيۡنَ الۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهٖ وَاَنَّهٗۤ اِلَيۡهِ تُحۡشَرُوۡنَ

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (QS. Al-Anfal, ayat 24).

Jadi, Allah Subhanahu wata’ala tahu Kita memiliki nafas. Allah tahu Kita punya hati. Allah tahu bahwa hal-hal ini mendorong Kita. Tapi Allah memberitahu kita bahwa Dia lebih dekat dengan kita daripada ini. Jadi ketika kita menjangkau selain Dia, kita tidak hanya menjangkau yang lebih lemah, tapi juga menjangkau yang lebih jauh dan lebih jauh. Subhanallah, Maha Suci Allah.

Semoga yang kita baca ini menjadi pengingat dan penambah iman kita; kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber : Ahmad Idris Adh.                                  —ooOoo—

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *