Hajinews.co.id — Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menganjurkan warga Indonesia untuk mendaftar haji di usia muda. Langkah ini dinilai penting mengingat antrean haji reguler di Tanah Air yang sangat panjang, mencapai sekitar 20 tahun atau lebih.
Dengan mendaftar lebih awal, jemaah haji diharapkan memiliki kondisi fisik yang prima saat tiba waktunya melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
Anggota Badan Pelaksana BPKH, Sulistyowati, dalam acara Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah menekankan pentingnya kesiapan fisik dalam menjalani ibadah haji.
“Sekitar 80 persen dari aktivitas haji membutuhkan stamina fisik yang baik,” ujar Sulistyowati, yang akrab disapa Lilies, Kamis (26/9/2024).
Ia mengingatkan, dengan masa tunggu yang panjang, masyarakat sebaiknya mendaftar haji di usia muda, agar ketika tiba saatnya berangkat, kondisi fisik masih optimal.
“Banyak masyarakat yang masih mendaftar haji saat sudah mendekati usia pensiun, sehingga ketika waktu berangkat tiba, usia mereka sudah cukup tua,” katanya.
Lilies mencontohkan simulasi di mana seseorang yang mendaftar pada usia 60 tahun harus menunggu hingga usia 90 tahun untuk bisa berhaji, yang tentu menimbulkan risiko kesehatan.
Selain itu, Lilies juga membandingkan antrean haji di Malaysia yang bahkan lebih lama dibanding Indonesia, mencapai lebih dari 100 tahun.
Meski begitu, masyarakat Malaysia tetap antusias untuk mendaftar karena mereka meyakini bahwa dengan niat dan mendaftar, mereka sudah dianggap memenuhi kewajiban berhaji, terlepas dari apakah usia memungkinkan atau tidak.
Simposium yang digelar dalam dua sesi ini membahas berbagai aspek keuangan dan ekonomi syariah. Sesi pertama mengangkat tema :Optimalisasi Pasar Modal dan Perbankan dalam Percepatan Inklusi Keuangan Syariah’. Sementara, sesi kedua yang berfokus pada ‘Tantangan dan Peluang Pengelolaan Haji’.
Sumber: Pantau
